Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

SENI Berbicara Secara Intim Kepada Diri Sendiri

3 Februari 2025   15:59 Diperbarui: 3 Februari 2025   15:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan ini, kamu duduk sendirian di sebuah ruangan sunyi. Tidak ada suara selain detak jam di dinding. Namun, di dalam kepalamu, ada riuh yang tak pernah berhenti sebuah suara yang berbicara tanpa henti, mengomentari segala hal yang kamu lakukan, merasakan, atau pikirkan. Suara itu adalah milikmu sendiri.

Banyak orang menghabiskan hidupnya berusaha mendengarkan dunia luar: nasihat orang tua, opini teman, bahkan komentar di media sosial. Namun, sedikit yang benar-benar meluangkan waktu untuk mendengarkan dirinya sendiri. Padahal, justru di situlah letak kunci kesejahteraan mental yang sering terabaikan.

Berbicara secara intim kepada diri sendiri bukanlah sekadar mengulang afirmasi positif seperti, “Aku bisa melakukannya!” atau “Aku kuat.” Lebih dari itu, ini adalah dialog mendalam yang penuh kejujuran, kadang-kadang bahkan terasa menyakitkan karena mengungkapkan kebenaran yang selama ini kamu hindari. Namun, dari proses inilah tumbuh pemahaman, penerimaan, dan akhirnya, ketenangan batin.

Tulisan ini akan mengajakmu menyelami konsep berbicara secara intim kepada diri sendiri, menggali mengapa hal ini penting, serta bagaimana cara melakukannya dengan penuh kesadaran. Lebih dari sekadar teori, kita akan menelusuri bukti ilmiah yang mendukung manfaatnya dan bagaimana praktik sederhana ini bisa mengubah hidupmu.

Memahami Konsep Berbicara Secara Intim Kepada Diri Sendiri

Berbicara kepada diri sendiri sering kali diasosiasikan dengan sesuatu yang aneh atau bahkan dianggap sebagai tanda gangguan mental. Anggapan ini jauh dari kebenaran. Faktanya, hampir semua orang melakukannya entah saat sedang berpikir keras, membuat keputusan, atau menghadapi situasi penuh tekanan.

Namun, berbicara secara intim kepada diri sendiri berbeda dari sekadar self-talk biasa. Ini bukan hanya tentang memberi motivasi atau mengatur pikiran, melainkan sebuah proses mendalam untuk mengenali, memahami, dan menerima segala lapisan emosi dan pikiranmu, baik yang positif maupun negatif.

Dialog ini bersifat reflektif. Kamu berbicara dengan penuh kesadaran, mencoba memahami alasan di balik rasa marah, kecewa, atau takut yang mungkin muncul. Kamu tidak hanya mengabaikan emosi itu atau menekannya, melainkan mengajaknya duduk bersama, mendengarkan apa yang ingin disampaikan, dan mencari tahu pesan apa yang tersembunyi di baliknya.

Mengapa Berbicara Secara Intim Kepada Diri Sendiri Itu Penting?

Dalam dunia yang serba cepat ini, di mana perhatian mudah terpecah oleh notifikasi dan tuntutan dari luar, berbicara secara intim kepada diri sendiri menjadi sebuah bentuk perlawanan yang penuh makna. Ini adalah tindakan untuk berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam, dan bertanya, “Apa yang sebenarnya aku rasakan?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun