Banyak orang tua yang cenderung fokus pada hasil akhir dibandingkan proses. Hal ini sebenarnya kurang tepat. Dalam dunia yang serba kompetitif saat ini, anak-anak sudah terbebani dengan ekspektasi tinggi dari lingkungan mereka. Menambahkan tekanan dengan hanya menghargai hasil akhir, seperti nilai bagus atau kemenangan, dapat membuat anak merasa tertekan dan kehilangan makna dari usaha yang mereka lakukan.
Sebaliknya, menghargai proses membantu anak untuk memahami bahwa usaha yang mereka lakukan adalah sesuatu yang bernilai. Sebagai contoh, jika anakmu sedang belajar bermain piano dan melakukan kesalahan saat memainkan sebuah lagu, respons seperti, "Mama senang kamu terus berusaha. Kamu semakin bagus setiap kali mencoba," akan jauh lebih berarti dibandingkan hanya memuji ketika mereka berhasil memainkan lagu dengan sempurna.
Pendekatan ini juga membantu anak untuk belajar menerima kegagalan. Mereka akan memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar, bukan sesuatu yang harus ditakuti.
Tantangan dalam Memberi Apresiasi
Meskipun memberi apresiasi terdengar sederhana, kenyataannya tidak selalu mudah. Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh orang tua dalam hal ini.
Pertama, banyak orang tua yang khawatir jika terlalu banyak memberi pujian, anak akan menjadi sombong atau terlalu bergantung pada validasi eksternal. Kekhawatiran ini memang valid, tetapi solusinya bukan dengan mengurangi apresiasi, melainkan dengan memberikan apresiasi yang tepat. Fokuskan pada usaha, ketekunan, dan proses yang dilakukan anak, bukan hanya pada hasil akhir.
Kedua, dalam situasi tertentu, orang tua mungkin merasa sulit untuk menemukan hal yang bisa diapresiasi, terutama jika hasil kerja anak jauh dari harapan. Dalam kasus ini, penting untuk menggali lebih dalam dan menemukan hal positif yang bisa dihargai, sekecil apa pun itu. Misalnya, jika anak gagal dalam sebuah kompetisi, kamu tetap bisa memuji keberanian mereka untuk berpartisipasi dan usaha yang telah mereka lakukan.
Bukti Ilmiah tentang Pentingnya Apresiasi
Penelitian telah menunjukkan bahwa apresiasi memiliki dampak positif pada perkembangan anak. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Child Development menemukan bahwa anak-anak yang menerima apresiasi secara konsisten dari orang tua mereka cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dan lebih berprestasi di sekolah.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Carol Dweck, seorang psikolog terkenal, menunjukkan bahwa pujian yang berfokus pada usaha anak dapat mendorong mereka untuk mengembangkan apa yang disebut "growth mindset". Anak dengan pola pikir ini percaya bahwa kemampuan mereka dapat berkembang melalui kerja keras dan dedikasi, sehingga mereka lebih tahan terhadap kegagalan dan lebih bersemangat untuk belajar.
Sebaliknya, anak-anak yang jarang menerima apresiasi cenderung memiliki "fixed mindset", yaitu keyakinan bahwa kemampuan mereka bersifat tetap dan tidak dapat diubah. Pola pikir ini sering kali membuat anak enggan mencoba hal-hal baru karena takut gagal.