Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingnya Memberi Apresiasi untuk Hasil Kerja Anak

27 Januari 2025   19:29 Diperbarui: 27 Januari 2025   19:29 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua dan anak.(Dok. Shutterstock/220 Selfmade studio)

Banyak orang tua yang cenderung fokus pada hasil akhir dibandingkan proses. Hal ini sebenarnya kurang tepat. Dalam dunia yang serba kompetitif saat ini, anak-anak sudah terbebani dengan ekspektasi tinggi dari lingkungan mereka. Menambahkan tekanan dengan hanya menghargai hasil akhir, seperti nilai bagus atau kemenangan, dapat membuat anak merasa tertekan dan kehilangan makna dari usaha yang mereka lakukan.

Sebaliknya, menghargai proses membantu anak untuk memahami bahwa usaha yang mereka lakukan adalah sesuatu yang bernilai. Sebagai contoh, jika anakmu sedang belajar bermain piano dan melakukan kesalahan saat memainkan sebuah lagu, respons seperti, "Mama senang kamu terus berusaha. Kamu semakin bagus setiap kali mencoba," akan jauh lebih berarti dibandingkan hanya memuji ketika mereka berhasil memainkan lagu dengan sempurna.

Pendekatan ini juga membantu anak untuk belajar menerima kegagalan. Mereka akan memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar, bukan sesuatu yang harus ditakuti.

Tantangan dalam Memberi Apresiasi

Meskipun memberi apresiasi terdengar sederhana, kenyataannya tidak selalu mudah. Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh orang tua dalam hal ini.

Pertama, banyak orang tua yang khawatir jika terlalu banyak memberi pujian, anak akan menjadi sombong atau terlalu bergantung pada validasi eksternal. Kekhawatiran ini memang valid, tetapi solusinya bukan dengan mengurangi apresiasi, melainkan dengan memberikan apresiasi yang tepat. Fokuskan pada usaha, ketekunan, dan proses yang dilakukan anak, bukan hanya pada hasil akhir.

Kedua, dalam situasi tertentu, orang tua mungkin merasa sulit untuk menemukan hal yang bisa diapresiasi, terutama jika hasil kerja anak jauh dari harapan. Dalam kasus ini, penting untuk menggali lebih dalam dan menemukan hal positif yang bisa dihargai, sekecil apa pun itu. Misalnya, jika anak gagal dalam sebuah kompetisi, kamu tetap bisa memuji keberanian mereka untuk berpartisipasi dan usaha yang telah mereka lakukan.

Bukti Ilmiah tentang Pentingnya Apresiasi

Penelitian telah menunjukkan bahwa apresiasi memiliki dampak positif pada perkembangan anak. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Child Development menemukan bahwa anak-anak yang menerima apresiasi secara konsisten dari orang tua mereka cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dan lebih berprestasi di sekolah.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Carol Dweck, seorang psikolog terkenal, menunjukkan bahwa pujian yang berfokus pada usaha anak dapat mendorong mereka untuk mengembangkan apa yang disebut "growth mindset". Anak dengan pola pikir ini percaya bahwa kemampuan mereka dapat berkembang melalui kerja keras dan dedikasi, sehingga mereka lebih tahan terhadap kegagalan dan lebih bersemangat untuk belajar.

Sebaliknya, anak-anak yang jarang menerima apresiasi cenderung memiliki "fixed mindset", yaitu keyakinan bahwa kemampuan mereka bersifat tetap dan tidak dapat diubah. Pola pikir ini sering kali membuat anak enggan mencoba hal-hal baru karena takut gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun