Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Negara Paksa Bayar Pajak, Tapi Fasilitas Kesehatan Masih Minim!

27 Januari 2025   09:10 Diperbarui: 27 Januari 2025   09:10 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemeriksaan di rumah sakit.(FREEPIK/ FREEPIK)

Ke Mana Perginya Pajak Kita?

Pertanyaan besar yang sering muncul di benak masyarakat adalah: ke mana larinya uang pajak yang telah dibayarkan? Transparansi dalam pengelolaan pajak menjadi salah satu isu utama yang harus diatasi. Banyak masyarakat merasa bahwa mereka tidak mendapatkan informasi yang cukup jelas mengenai bagaimana pajak mereka digunakan.

Dalam teori, pajak yang dibayarkan oleh masyarakat seharusnya dialokasikan untuk kepentingan publik, termasuk kesehatan. Namun, fakta di lapangan sering kali menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara anggaran yang dianggarkan dan hasil yang dirasakan oleh masyarakat. Salah satu contohnya adalah kasus korupsi di sektor kesehatan yang sempat mencuat beberapa tahun terakhir, seperti pengadaan alat kesehatan yang tidak sesuai spesifikasi atau proyek pembangunan rumah sakit yang mangkrak.

Kondisi ini tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mencoreng kepercayaan publik terhadap pemerintah. Ketika masyarakat merasa bahwa pajak yang mereka bayarkan tidak dikelola dengan baik, maka rasa skeptis terhadap kebijakan pemerintah akan semakin meningkat.

Kesehatan Sebagai Investasi, Bukan Beban

Minimnya fasilitas kesehatan di Indonesia juga mencerminkan pandangan yang masih melihat sektor kesehatan sebagai beban anggaran, bukan sebagai investasi jangka panjang. Padahal, banyak studi menunjukkan bahwa investasi di sektor kesehatan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Ketika masyarakat memiliki akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, produktivitas mereka akan meningkat. Anak-anak yang tumbuh sehat memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan berkontribusi pada pembangunan negara di masa depan. Sebaliknya, ketika masyarakat terus dibebani oleh masalah kesehatan, beban ekonomi justru akan semakin berat akibat tingginya biaya pengobatan dan hilangnya produktivitas kerja.

Negara-negara seperti Finlandia dan Swedia dapat menjadi contoh bagaimana investasi besar di sektor kesehatan dapat membawa dampak positif. Mereka tidak hanya memberikan layanan kesehatan gratis kepada seluruh warganya, tetapi juga memastikan bahwa layanan tersebut merata hingga ke pelosok. Hasilnya, tingkat kesehatan masyarakat meningkat, dan hal ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Solusi untuk Meningkatkan Fasilitas Kesehatan

Untuk mengatasi masalah minimnya fasilitas kesehatan, pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang lebih serius dan komprehensif. Salah satu kunci utamanya adalah perbaikan sistem pengelolaan pajak dan anggaran. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap rupiah dari pajak yang dibayarkan masyarakat benar-benar digunakan untuk kepentingan publik, bukan untuk kepentingan segelintir pihak.

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta juga perlu ditingkatkan. Pembangunan rumah sakit atau klinik di daerah-daerah terpencil dapat dipercepat dengan melibatkan pihak swasta melalui skema kerja sama publik-swasta. Dengan demikian, masyarakat dapat segera merasakan manfaatnya tanpa harus menunggu terlalu lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun