Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, sebuah fenomena baru muncul di kalangan orang tua modern, yakni sharenting. Istilah ini mengacu pada kebiasaan membagikan momen pengasuhan, foto, hingga informasi pribadi tentang anak di platform digital. Meski sekilas terlihat seperti cara untuk membangun kenangan atau menunjukkan kebahagiaan keluarga, sharenting menyimpan sejumlah implikasi yang perlu diperhatikan secara serius.
Di balik kehangatan dan kebahagiaan yang dibagikan melalui unggahan media sosial, ada tanggung jawab besar yang menyertainya. Orang tua tidak hanya berperan sebagai pelindung di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya, tempat di mana jejak digital akan terus ada dan bisa berdampak pada masa depan anak.
Namun, apakah semua orang tua benar-benar memahami konsekuensi dari setiap unggahan mereka? Apakah tindakan tersebut mendukung tumbuh kembang anak, atau justru bisa menjadi masalah di kemudian hari? Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai dampak sharenting, baik positif maupun negatif, serta memberikan wawasan tentang bagaimana kamu bisa lebih bijak dalam melakukannya.
Fenomena Sharenting di Era Digital
Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Instagram, Facebook, atau TikTok mempermudah kita untuk berbagi cerita, foto, dan video dengan orang lain. Di sisi lain, kecenderungan untuk berbagi kebahagiaan keluarga, termasuk mengenai anak-anak, juga semakin meningkat.
Sebagian besar orang tua menganggap sharenting sebagai cara untuk mengabadikan momen, berbagi pengalaman pengasuhan, atau bahkan sebagai bentuk dukungan sosial. Namun, di tengah popularitasnya, praktik ini memunculkan berbagai kekhawatiran terkait privasi, keamanan, dan dampak psikologis bagi anak.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa 42% orang tua di Amerika Serikat membagikan informasi tentang anak-anak mereka secara online. Di Indonesia, tren ini tidak jauh berbeda, terutama dengan tingginya tingkat pengguna media sosial di kalangan masyarakat.
Namun, angka tersebut hanya menggambarkan permukaan dari isu yang lebih kompleks. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa setiap unggahan tentang anak mereka dapat menjadi jejak digital yang sulit dihapus.
Masalah Privasi Anak di Era Sharenting
Privasi adalah salah satu hak mendasar yang sering kali terabaikan ketika orang tua memutuskan untuk membagikan informasi tentang anak di internet. Anak-anak, terutama yang masih kecil, tidak memiliki kemampuan untuk memberikan persetujuan atas informasi apa pun yang diunggah oleh orang tua mereka.