Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lalulintas Semrawut Potret Kota Medan yang Perlu di Bedah dan Diperbaiki

25 Januari 2025   10:25 Diperbarui: 25 Januari 2025   10:25 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan Angkot menerobos lampu merah di Simpang Juanda, (Rahmat Utomo/Kompas.com)

Dampak Lalulintas Semrawut bagi Kehidupan Kota

Lalulintas yang semrawut bukan hanya menciptakan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan, tetapi juga memiliki dampak serius terhadap berbagai aspek kehidupan. Kemacetan yang terjadi setiap hari di Medan, misalnya, menyebabkan waktu produktif masyarakat terbuang sia-sia. Bagi pekerja kantoran, pedagang, atau bahkan siswa sekolah, keterlambatan menjadi hal yang sulit dihindari.

Selain itu, tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas juga menjadi konsekuensi dari kondisi ini. Data dari Kepolisian Sumatera Utara mencatat bahwa kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor di Medan sering kali disebabkan oleh pelanggaran aturan, seperti tidak mematuhi batas kecepatan, tidak menggunakan helm, atau berkendara dalam keadaan mabuk.

Dampak lainnya yang tak kalah serius adalah peningkatan polusi udara. Kendaraan yang terus menumpuk di jalanan menghasilkan emisi gas buang dalam jumlah besar, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas udara yang buruk. Polusi suara dari klakson yang nyaring juga memberikan efek negatif terhadap kesehatan mental masyarakat.

Dari sudut pandang ekonomi, kemacetan dan kekacauan lalulintas ini memengaruhi distribusi barang dan jasa. Pengusaha kecil dan besar di Medan sering kali mengeluhkan keterlambatan pengiriman barang yang disebabkan oleh macet. Dalam jangka panjang, situasi ini tentu dapat menghambat pertumbuhan ekonomi kota.

Upaya yang Telah Dilakukan dan Kendalanya

Pemerintah Kota Medan sebenarnya telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini. Penerapan sistem tilang elektronik (ETLE) adalah salah satu langkah yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat. Dengan sistem ini, pelanggaran lalu lintas dapat direkam secara otomatis dan pelakunya dikenai sanksi tanpa perlu interaksi langsung dengan petugas.

Namun, pelaksanaan ETLE masih menghadapi kendala, seperti kurangnya kesadaran masyarakat dan minimnya fasilitas pendukung di beberapa titik strategis. Selain itu, pemerintah juga telah berusaha memperbaiki infrastruktur jalan, meskipun hasilnya masih jauh dari harapan.

Di sisi lain, kampanye edukasi tentang keselamatan berlalu lintas juga sering dilakukan, baik melalui media sosial maupun kegiatan langsung di masyarakat. Akan tetapi, tanpa penegakan hukum yang tegas, kampanye semacam ini cenderung tidak memberikan dampak signifikan.

Harapan dan Solusi untuk Masa Depan

Mengatasi lalulintas semrawut di Medan tentu tidak mudah. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, hingga masyarakat itu sendiri. Pemerintah perlu lebih serius dalam membangun infrastruktur yang memadai, seperti memperluas jalan, menyediakan trotoar yang nyaman, serta mengoptimalkan transportasi umum agar masyarakat memiliki alternatif selain kendaraan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun