Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

100 Hari Kepemimpinan Prabowo-Gibran Evaluasi dan Harapan di Tengah Kegelisahan Publik

23 Januari 2025   11:55 Diperbarui: 23 Januari 2025   11:55 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto resmi Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming  (Tim Dokumentasi Prabowo)

Sejak dilantik, duet pemimpin Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan publik. Dengan latar belakang yang kontras Prabowo sebagai figur senior politik dan Gibran sebagai sosok muda dengan pengalaman di tingkat lokal kombinasi ini diharapkan mampu membawa Indonesia menuju arah yang lebih progresif. Namun, setelah 100 hari kepemimpinan, banyak pihak bertanya-tanya: apakah mereka telah berhasil menjawab ekspektasi masyarakat?

Pada tahap awal pemerintahannya, Prabowo-Gibran menghadapi tantangan besar. Dunia tengah berjuang melawan ancaman resesi global, krisis energi, serta dampak perubahan iklim yang semakin parah. Di sisi lain, di dalam negeri, masyarakat menunggu realisasi dari berbagai janji kampanye yang digulirkan. Meski begitu, berbagai persoalan krusial seperti ekonomi, infrastruktur, dan ketimpangan sosial masih menjadi pekerjaan rumah yang tampaknya belum tersentuh secara signifikan.

Publik yang Menanti Kepastian

Sebelum menjabat, Prabowo Gibran memaparkan visi besar untuk Indonesia. Mereka berkomitmen memperkuat ekonomi kerakyatan, mengoptimalkan pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal, serta memberikan ruang yang lebih besar bagi inovasi teknologi. Namun, hingga saat ini, realisasi janji-janji tersebut masih jauh dari harapan.

Contohnya, salah satu janji yang disorot adalah penguatan sektor pertanian. Sebagai tulang punggung perekonomian sebagian besar wilayah Indonesia, sektor ini sering kali menjadi prioritas dalam kampanye politik. Namun, para petani mengeluhkan masih minimnya subsidi pupuk, kurangnya akses terhadap teknologi modern, dan ketidakpastian harga hasil panen. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) cenderung stagnan selama tiga tahun terakhir. Ini menjadi alarm bahwa program revitalisasi sektor ini perlu ditingkatkan dengan langkah konkret.

Kondisi Ekonomi yang Membebani

Kondisi ekonomi nasional yang kurang stabil menjadi tantangan utama bagi pemerintahan baru ini. Inflasi yang tinggi, terutama di sektor pangan, menyebabkan harga kebutuhan pokok melonjak. Masyarakat menengah ke bawah menjadi kelompok yang paling terdampak. Misalnya, kenaikan harga beras mencapai 15% selama kuartal terakhir tahun lalu, sementara daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih pasca pandemi.

Pemerintah memang telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatasi inflasi, seperti distribusi bantuan sosial dan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga pangan. Namun, dampaknya belum terasa signifikan di lapangan. Banyak yang menilai bahwa koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah perlu diperkuat agar kebijakan tersebut dapat lebih tepat sasaran.

Selain itu, program pemberdayaan UMKM yang dijanjikan selama kampanye juga belum menunjukkan hasil yang nyata. Padahal, sektor ini menyerap hampir 97% tenaga kerja di Indonesia dan berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Pelaku UMKM masih menghadapi tantangan klasik seperti sulitnya akses permodalan, pemasaran, dan digitalisasi. Pemerintah perlu segera menghadirkan solusi yang terukur dan mendukung keberlanjutan sektor ini.

Infrastruktur Masih Berpusat di Kota Besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun