Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jangan Marahi Ketika Anak Bertanya!

21 Januari 2025   18:54 Diperbarui: 21 Januari 2025   18:54 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah telah membuktikan bahwa banyak penemuan besar di dunia ini berawal dari rasa ingin tahu yang mendalam. Salah satu contohnya adalah Thomas Edison, penemu bola lampu. Ketika masih kecil, Edison sering dianggap "bermasalah" oleh guru-gurunya karena selalu bertanya tentang banyak hal. Namun, ibunya yang percaya pada potensi Edison terus mendukung rasa ingin tahunya, hingga akhirnya ia tumbuh menjadi salah satu penemu terbesar dalam sejarah.

Contoh lain adalah Albert Einstein, yang dikenal sebagai salah satu ilmuwan paling jenius di dunia. Einstein pernah berkata bahwa ia bukanlah orang yang sangat pintar, tetapi ia memiliki rasa ingin tahu yang tak pernah padam.

Dari kisah-kisah ini, kita bisa belajar bahwa rasa ingin tahu adalah salah satu kunci utama kesuksesan. Sebagai orang tua atau pengasuh, tugas kita adalah memastikan bahwa rasa ingin tahu anak-anak kita tidak pernah padam, melainkan terus berkembang dan menjadi sumber kekuatan mereka di masa depan.

Mengubah Cara Pandang Kita Terhadap Pertanyaan Anak

Memarahi anak saat bertanya bukan hanya tindakan yang tidak bijaksana, tetapi juga menunjukkan kurangnya pemahaman tentang kebutuhan anak. Sebagai orang dewasa, kita perlu mengubah cara pandang kita terhadap pertanyaan anak. Alih-alih melihatnya sebagai gangguan, anggaplah itu sebagai bentuk komunikasi dan eksplorasi.

Ingatlah bahwa setiap pertanyaan adalah langkah kecil menuju pemahaman yang lebih besar. Dengan menjawab pertanyaan anak dengan sabar dan penuh perhatian, kita tidak hanya membantu mereka belajar, tetapi juga membangun hubungan yang lebih erat dan bermakna.

Kesimpulan

Rasa ingin tahu adalah aset berharga yang dimiliki setiap anak. Tugas kita sebagai orang dewasa adalah menjaga dan mendukung rasa ingin tahu tersebut agar anak dapat tumbuh menjadi individu yang percaya diri, kreatif, dan berdaya saing.

Memarahi anak ketika mereka bertanya hanya akan memadamkan semangat belajar mereka dan merusak hubungan emosional antara orang tua dan anak. Sebaliknya, dengan menjawab pertanyaan mereka secara positif, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran dan eksplorasi.

Mari kita jadikan setiap pertanyaan anak sebagai momen berharga untuk mendukung perkembangan mereka. Dengan begitu, kita tidak hanya membantu mereka memahami dunia, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi masa depan dengan penuh percaya diri dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun