Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Isu Lingkungan Sulit Menarik Perhatian Publik?

21 Januari 2025   16:51 Diperbarui: 21 Januari 2025   16:51 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sampah.Pixabay.com/TheDigitalArtist 

Di tengah peradaban modern yang semakin maju, dunia menghadapi tantangan besar berupa kerusakan lingkungan. Polusi udara yang merajalela, penggundulan hutan, pencemaran plastik, dan perubahan iklim adalah segelintir dari sekian banyak persoalan yang mengancam keberlangsungan hidup manusia. Namun ironisnya, isu-isu tersebut sering kali berada di pinggir perhatian publik, kalah oleh hiruk-pikuk politik, hiburan, atau teknologi.

Padahal, dampak kerusakan lingkungan tidak lagi menjadi bayang-bayang masa depan. Perubahan iklim telah membawa berbagai bencana alam yang semakin sering terjadi, seperti banjir bandang, gelombang panas, dan kebakaran hutan. Tidak hanya itu, pencemaran lingkungan telah mengakibatkan krisis kesehatan dan ekonomi yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Jika ancaman ini begitu nyata, mengapa isu lingkungan masih sulit menarik perhatian?

Kesulitan Memahami Kompleksitas

Salah satu alasan mendasar adalah kerumitan masalah lingkungan itu sendiri. Banyak aspek yang terkait dengan isu ini membutuhkan pemahaman mendalam yang tidak selalu dimiliki oleh masyarakat umum. Istilah seperti "pemanasan global," "karbon netral," atau "keanekaragaman hayati" sering kali terdengar asing dan sulit dipahami. Dalam dunia yang serba cepat seperti saat ini, publik cenderung lebih memilih informasi yang mudah dicerna dan relevan langsung dengan kehidupan mereka.

Masalahnya, kompleksitas isu lingkungan sering kali mengaburkan relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya, ketika orang mendengar tentang pencemaran mikroplastik di lautan, sulit bagi mereka untuk menghubungkan hal itu dengan makanan laut yang mereka konsumsi. Kesenjangan ini membuat banyak orang menganggap bahwa masalah lingkungan adalah sesuatu yang jauh dan tidak mendesak.

Dampak yang Tidak Langsung

Selain kompleksitas, isu lingkungan juga memiliki karakteristik dampak yang lambat dan tidak langsung. Perubahan iklim, misalnya, terjadi secara bertahap dalam jangka panjang. Suhu global yang meningkat beberapa derajat mungkin terasa kecil bagi sebagian orang, meskipun perubahan ini telah mengganggu ekosistem dan memicu bencana alam di berbagai belahan dunia.

Dampak yang bersifat jangka panjang ini sering kali kalah menarik dibandingkan isu-isu yang memberikan dampak instan, seperti konflik politik atau berita skandal. Akibatnya, isu lingkungan dianggap sebagai "masalah masa depan," bukan sesuatu yang membutuhkan perhatian segera. Padahal, dampaknya sudah sangat nyata, mulai dari peningkatan polusi udara yang menyebabkan penyakit hingga hilangnya mata pencaharian akibat cuaca ekstrem.

Pendidikan yang Kurang Memadai

Kurangnya perhatian terhadap isu lingkungan juga disebabkan oleh minimnya edukasi yang memadai. Di banyak negara, termasuk Indonesia, pendidikan lingkungan masih menjadi bagian kecil dari kurikulum sekolah. Pembahasan mengenai pentingnya menjaga lingkungan sering kali bersifat teoretis, tanpa memberikan gambaran konkret tentang situasi yang dihadapi dunia saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun