Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mendidik Anak dengan Pendekatan Lembut Namun Tegas

17 Januari 2025   16:19 Diperbarui: 17 Januari 2025   16:19 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak dan Orang Tua.Pixabay.com/sasint 

Peran Emosi dalam Pola Asuh

Anak adalah individu yang emosinya masih berkembang. Mereka mungkin belum sepenuhnya memahami bagaimana mengelola kemarahan, kekecewaan, atau kesedihan. Di sinilah peran orang tua sebagai model emosi yang baik sangat penting.

Ketika anak menunjukkan perilaku yang sulit, cobalah untuk tetap tenang dan tanggapi dengan empati. Daripada langsung memarahi, tanyakan apa yang membuat mereka marah atau sedih. Dengan cara ini, kamu membantu mereka belajar bagaimana mengelola emosi mereka sendiri.

Selain itu, penting untuk memahami bahwa perilaku anak sering kali mencerminkan lingkungan di sekitarnya. Jika orang tua menunjukkan ketenangan dan kesabaran, anak akan lebih mungkin meniru perilaku tersebut.

Dukungan dari Penelitian dan Literasi Parenting

Pendekatan lembut namun tegas telah mendapat dukungan dari banyak penelitian di bidang parenting dan psikologi perkembangan anak. Sebagai contoh, psikolog terkenal Diana Baumrind mengembangkan konsep pola asuh demokratis yang menggabungkan aspek kelembutan dan ketegasan. Penelitiannya menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan dengan pendekatan ini memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dan lebih mampu mengatur diri mereka sendiri dibandingkan dengan anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter atau permisif.

Dalam buku "The Whole-Brain Child" karya Daniel J. Siegel dan Tina Payne Bryson, ditekankan bahwa pendekatan yang menggabungkan empati dengan penegakan aturan dapat membantu mengintegrasikan berbagai bagian otak anak, yang penting untuk perkembangan emosional dan kognitif mereka. Buku ini juga memberikan panduan praktis tentang bagaimana orang tua dapat mendukung perkembangan anak melalui komunikasi yang penuh kasih sayang.

Kesimpulan

Mendidik anak dengan pendekatan lembut namun tegas adalah seni yang memerlukan kesabaran, konsistensi, dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan anak. Pendekatan ini tidak hanya membantu anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri, bertanggung jawab, dan disiplin, tetapi juga memperkuat hubungan emosional antara anak dan orang tua.

Dalam menghadapi tantangan dalam pola asuh, penting untuk selalu mengingat tujuan jangka panjang: membentuk anak menjadi pribadi yang tangguh, penuh kasih sayang, dan mampu menghadapi dunia dengan bijak. Dengan pendekatan yang seimbang, kamu tidak hanya membantu anak memahami aturan dan tanggung jawab, tetapi juga memberikan mereka ruang untuk berkembang dan mengekspresikan diri.

Pola asuh lembut namun tegas bukanlah tugas yang mudah, tetapi hasilnya akan terlihat dalam setiap langkah kecil menuju pembentukan generasi masa depan yang lebih baik. Jadi, mulailah dengan mendengarkan, memahami, dan memberikan teladan terbaik bagi anak-anak kita. Sebab, mereka adalah investasi terbesar bagi masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun