Transportasi publik memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat modern. Sebagai salah satu elemen vital dari infrastruktur kota, transportasi publik memungkinkan mobilitas yang efisien, mengurangi kepadatan lalu lintas, dan membantu menjaga keberlanjutan lingkungan. Namun, ketika kita berbicara tentang aksesibilitas transportasi publik, realitasnya tidak selalu ramah bagi semua orang. Bagi penyandang disabilitas, penggunaan transportasi publik sering kali penuh dengan hambatan, baik secara fisik maupun non-fisik.
Masalah ini bukanlah hal sepele. Di Indonesia, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan bahwa sekitar 10 persen populasi atau lebih dari 25 juta orang memiliki berbagai jenis disabilitas. Angka ini bukan hanya statistik; di baliknya ada individu-individu dengan kebutuhan unik yang sering kali diabaikan dalam perencanaan fasilitas umum, termasuk transportasi publik. Ketika transportasi publik tidak dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka, dampaknya adalah terbatasnya akses mereka ke pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan kehidupan sosial.
Hambatan Fisik dan Non-Fisik yang Menghalangi Aksesibilitas
Salah satu hambatan terbesar bagi penyandang disabilitas dalam menggunakan transportasi publik adalah ketidaksesuaian fasilitas fisik. Banyak halte bus di kota-kota besar tidak memiliki jalur landai atau ramp yang cukup memadai. Stasiun kereta api, terutama di daerah-daerah, sering kali tidak dilengkapi lift atau eskalator yang berfungsi, membuatnya sulit diakses oleh pengguna kursi roda. Di beberapa daerah, ketinggian peron tidak sejajar dengan pintu masuk kereta, sehingga mempersulit penumpang dengan mobilitas terbatas.
Keterbatasan fisik bukanlah satu-satunya kendala. Penyandang tunanetra sering kali kesulitan karena minimnya informasi rute yang tersedia dalam bentuk audio. Sementara itu, penyandang tunarungu sering kali tidak mendapatkan informasi visual yang cukup jelas, misalnya saat terjadi perubahan jadwal mendadak. Ini menunjukkan bahwa tantangan aksesibilitas transportasi publik bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga tentang bagaimana informasi disampaikan dengan cara yang inklusif.
Masalah ini diperparah oleh kurangnya pelatihan yang memadai bagi petugas transportasi. Banyak petugas tidak memahami cara memberikan bantuan yang tepat bagi penyandang disabilitas. Misalnya, beberapa pengemudi bus atau kondektur kereta tidak paham bagaimana membantu penumpang menggunakan kursi roda, atau enggan melakukannya karena dianggap memperlambat operasional. Hal ini menciptakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi penyandang disabilitas, yang sering kali merasa diabaikan atau bahkan diperlakukan dengan diskriminasi.
Kenyataan di Lapangan
Banyak cerita yang mencerminkan sulitnya penyandang disabilitas menggunakan transportasi publik. Seorang mahasiswa penyandang disabilitas di Jakarta pernah berbagi pengalamannya di media sosial tentang bagaimana ia harus meminta bantuan beberapa orang untuk menaikkan kursi rodanya ke dalam bus TransJakarta karena halte yang ia gunakan tidak memiliki lift. Hal serupa juga terjadi di beberapa stasiun kereta yang belum ramah bagi pengguna kursi roda.
Sementara itu, seorang tunanetra di Surabaya mengungkapkan kesulitannya dalam menggunakan angkot karena tidak ada sistem navigasi atau petunjuk audio yang memberitahukan nama-nama pemberhentian. Ia harus terus bertanya kepada penumpang lain, yang sering kali memberikan informasi yang tidak akurat. Ini menunjukkan bahwa penyandang disabilitas sering kali harus berjuang lebih keras hanya untuk melakukan aktivitas yang bagi orang lain terasa biasa.
Situasi ini juga mencerminkan adanya kesenjangan besar antara regulasi yang ada dan implementasi di lapangan. Misalnya, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas sebenarnya sudah mengatur hak-hak penyandang disabilitas, termasuk aksesibilitas transportasi. Namun, realitasnya, masih banyak fasilitas transportasi publik yang tidak sesuai dengan standar yang diharapkan.
Pentingnya Inklusi dalam Transportasi Publik
Inklusi dalam transportasi publik bukan hanya soal memberikan fasilitas tambahan bagi penyandang disabilitas. Lebih dari itu, inklusi adalah soal memastikan bahwa semua orang, tanpa kecuali, memiliki hak yang sama untuk bepergian dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Transportasi publik yang inklusif memberikan penyandang disabilitas kebebasan untuk menjalani hidup yang lebih mandiri, tanpa selalu bergantung pada bantuan orang lain.
Dari sisi sosial, transportasi yang ramah bagi disabilitas juga menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara. Ketika semua orang memiliki akses yang sama, kesenjangan sosial dapat ditekan. Hal ini juga berdampak positif pada ekonomi, karena penyandang disabilitas dapat lebih mudah mengakses lapangan pekerjaan dan berkontribusi secara produktif.
Lebih dari itu, transportasi publik yang inklusif tidak hanya menguntungkan penyandang disabilitas. Fasilitas seperti jalur landai, lift, dan informasi visual juga bermanfaat bagi kelompok lain, seperti orang tua dengan stroller, lansia, atau bahkan wisatawan yang membawa barang bawaan berat. Dengan kata lain, desain yang inklusif membawa keuntungan bagi semua orang.
Belajar dari Negara Lain
Beberapa negara telah menunjukkan bahwa transportasi publik yang inklusif bukanlah hal yang mustahil. Di Jepang, misalnya, hampir semua stasiun kereta api dilengkapi dengan lift, jalur landai, dan ruang khusus untuk pengguna kursi roda. Bahkan, petugas di sana dilatih untuk memberikan bantuan yang ramah dan profesional kepada penyandang disabilitas.
Sementara itu, di Amerika Serikat, Undang-Undang Penyandang Disabilitas (Americans with Disabilities Act) menetapkan standar aksesibilitas yang ketat untuk semua moda transportasi publik. Semua bus harus dilengkapi dengan ramp atau lift kursi roda, dan informasi rute harus tersedia dalam bentuk audio dan visual.
Pengalaman dari negara-negara ini menunjukkan bahwa dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, penyedia layanan transportasi, dan masyarakat, transportasi publik yang ramah bagi disabilitas dapat terwujud.
Harapan untuk Masa Depan
Di Indonesia, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mencapai transportasi publik yang benar-benar inklusif. Namun, beberapa langkah positif telah mulai terlihat. Program revitalisasi stasiun kereta api yang dilakukan oleh PT KAI, misalnya, sudah mencakup pembangunan lift dan jalur landai di beberapa stasiun utama. Hal yang sama juga dilakukan oleh TransJakarta dengan menyediakan bus ramah disabilitas.
Namun, langkah-langkah ini perlu diperluas ke seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah terpencil. Pemerintah juga harus memastikan bahwa regulasi yang sudah ada benar-benar diimplementasikan dengan baik. Selain itu, kampanye kesadaran publik perlu digalakkan agar masyarakat lebih memahami pentingnya inklusi dan lebih menghormati hak-hak penyandang disabilitas.
Bagi kamu yang tidak memiliki disabilitas, mungkin sulit untuk membayangkan bagaimana rasanya menghadapi begitu banyak hambatan hanya untuk bepergian. Namun, dengan sedikit empati dan kepedulian, kita semua dapat berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif. Sesederhana memberikan ruang bagi pengguna kursi roda di bus atau tidak menggunakan fasilitas yang dikhususkan untuk penyandang disabilitas, langkah kecil ini dapat memberikan dampak besar.
Kesimpulan
Transportasi publik yang ramah untuk disabilitas bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi juga hak dasar setiap individu. Dengan menciptakan transportasi yang inklusif, kita tidak hanya memberikan aksesibilitas yang lebih baik bagi penyandang disabilitas, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih setara, adil, dan peduli.
Kamu juga dapat berperan dalam mewujudkan visi ini, mulai dari meningkatkan kesadaran hingga mendorong perubahan yang lebih besar melalui advokasi. Masa depan transportasi publik yang inklusif ada di tangan kita semua, dan sudah saatnya kita melangkah bersama menuju perubahan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H