Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Melihat Pengembangan Vaksin dan Obat-Obatan di Indonesia

10 Januari 2025   10:01 Diperbarui: 10 Januari 2025   10:01 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Vaksin.Pixabay.com/MasterTux 

Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, dengan status ini kita memiliki tantangan kesehatan yang kompleks. Dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat, pengembangan vaksin dan obat-obatan memegang peran penting. Namun, pertanyaan besar yang harus dijawab adalah: sejauh mana kita telah melangkah dalam mengembangkan sektor ini? Apakah Indonesia mampu mencapai kemandirian di bidang farmasi?

Pengembangan vaksin dan obat-obatan adalah proses panjang yang membutuhkan inovasi, kolaborasi, dan investasi yang berkesinambungan. Meskipun Indonesia telah mencatat beberapa pencapaian, perjalanan ini masih diwarnai berbagai tantangan yang menuntut perhatian serius.

Langkah Besar di Tengah Pandemi

Pandemi COVID-19 kemarin adalah ujian besar bagi sistem kesehatan global, termasuk Indonesia. Virus yang menyebar dengan cepat ini mengungkap kelemahan sistem kesehatan Indonesia,termasuk ketergantungan Indonesia pada vaksin impor. Banyak kritik yang diterima atas ketergantungan Indonesia dalam pengembangan vaksin, Namun untuk merespons situasi ini, Indonesia meluncurkan inisiatif besar, yakni pengembangan Vaksin Merah Putih.

Vaksin Merah Putih merupakan kolaborasi antara sejumlah lembaga penelitian seperti Eijkman, Universitas Airlangga, dan PT Bio Farma. Proyek ini menjadi simbol tekad Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada vaksin impor. Meskipun program ini belum sepenuhnya menjanjikan dan hasil risetnya belum digunakan secara massal, proses yang berlangsung hingga kini menjadi bukti keseriusan pemerintah dan lembaga riset dalam mengejar kemandirian.

Namun, pengembangan vaksin bukanlah hal sederhana. Proses ini membutuhkan riset mendalam, uji klinis yang ketat, dan pengujian keamanan yang memenuhi standar internasional. Dalam perjalanan pengembangan Vaksin Merah Putih, salah satu tantangan terbesar adalah minimnya infrastruktur laboratorium yang memadai serta perlunya integrasi lebih kuat antara sektor publik dan swasta.

Selain itu, ada persoalan lain yang tak kalah serius, yakni regulasi yang sering kali berbelit. Misalnya, proses pengesahan uji klinis yang panjang dapat memperlambat produksi vaksin. Ini menunjukkan pentingnya reformasi kebijakan yang lebih mendukung inovasi tanpa mengorbankan standar keamanan.

Kemajuan di Bidang Obat-Obatan

Di bidang obat-obatan, Indonesia memiliki potensi luar biasa berkat keanekaragaman hayati yang kaya. Sebagai negara tropis dengan ribuan spesies tanaman obat, Indonesia seharusnya mampu menjadi pemain utama dalam pengembangan obat herbal. Namun, realitasnya masih jauh dari harapan.

Hingga saat ini, sebagian besar obat yang beredar di Indonesia menggunakan bahan baku impor. Berdasarkan data Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI), sekitar 90% bahan baku obat diimpor dari negara lain, seperti India dan Cina. Ketergantungan ini tidak hanya menimbulkan risiko ketika rantai pasok global terganggu, tetapi juga menyebabkan harga obat menjadi mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun