Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mikroplastik Ancaman Kesehatan yang Tidak Terlihat dan Dekat dengan Kita

4 Januari 2025   20:00 Diperbarui: 4 Januari 2025   19:06 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Plastik di Laut.Pixabay.com/RosZie 

Meskipun penelitian tentang dampak mikroplastik pada kesehatan manusia masih dalam tahap awal, bukti-bukti yang ada sudah cukup untuk menimbulkan kekhawatiran. Mikroplastik bukan hanya benda asing yang masuk ke tubuh, tetapi juga sering membawa bahan kimia berbahaya yang terikat di permukaannya. Bahan kimia seperti bisfenol A (BPA), ftalat, dan logam berat diketahui dapat mengganggu fungsi tubuh, terutama sistem endokrin atau hormon.

Paparan mikroplastik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satu dampak yang paling dikhawatirkan adalah gangguan hormon. Bahan kimia dalam mikroplastik dapat bertindak sebagai pengganggu endokrin, yang berarti mereka dapat meniru atau menghalangi kerja hormon alami dalam tubuh. Akibatnya, keseimbangan hormon terganggu, yang dapat menyebabkan masalah reproduksi, gangguan perkembangan pada anak, hingga peningkatan risiko kanker tertentu.

Selain itu, mikroplastik yang terperangkap dalam jaringan tubuh dapat memicu respons peradangan. Dalam jangka panjang, peradangan ini dapat merusak jaringan dan organ, meningkatkan risiko penyakit kronis. Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.

Dampak lainnya adalah pada sistem pernapasan. Mikroplastik yang terhirup melalui udara dapat menumpuk di paru-paru dan menyebabkan kerusakan jaringan. Hal ini mirip dengan efek yang disebabkan oleh partikel debu atau polutan udara lainnya. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memicu penyakit pernapasan kronis, seperti asma atau bronkitis.

Bukti-Bukti Kehadiran Mikroplastik

Berbagai penelitian telah mengungkap kehadiran mikroplastik di lingkungan dan tubuh manusia. Sebuah studi yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) menemukan bahwa hampir semua air minum di dunia, baik air kemasan maupun air keran, mengandung mikroplastik. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa rata-rata manusia mengonsumsi hingga 5 gram mikroplastik setiap minggu, setara dengan berat sebuah kartu kredit.

Di lingkungan, mikroplastik ditemukan di lautan dalam jumlah yang mencengangkan. Menurut data dari Ocean Conservancy, sekitar 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahunnya. Plastik ini perlahan terdegradasi menjadi mikroplastik, mencemari ekosistem laut, dan masuk ke rantai makanan. Tidak hanya itu, mikroplastik juga ditemukan di tanah pertanian, yang berpotensi mencemari tanaman pangan.

Lebih mengejutkan, mikroplastik bahkan telah ditemukan dalam plasenta manusia. Temuan ini menunjukkan bahwa mikroplastik tidak hanya masuk ke tubuh manusia, tetapi juga dapat mencapai organ vital dan berpotensi memengaruhi perkembangan janin.

Solusi Menghadapi Ancaman Mikroplastik

Mengatasi masalah mikroplastik memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan individu, komunitas, hingga pemerintah. Sebagai langkah awal, kita bisa mulai dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Misalnya, membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol minuman yang dapat diisi ulang, dan menghindari sedotan plastik.

Selain itu, penting untuk memilih produk ramah lingkungan. Banyak produsen kosmetik dan perawatan tubuh kini mulai menghilangkan penggunaan microbeads dalam produk mereka. Membeli produk dengan label "bebas mikroplastik" dapat membantu mengurangi paparan partikel ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun