Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Sering Tantrum, Wajarkah?

25 Desember 2024   18:47 Diperbarui: 25 Desember 2024   18:47 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, pastikan kamu memberikan pujian saat anak berhasil mengatasi frustrasi tanpa tantrum. Pujian positif adalah alat yang efektif untuk memperkuat perilaku baik pada anak.

Pendekatan Ilmiah dalam Mengatasi Tantrum

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Minnesota, para peneliti menemukan bahwa teknik pengasuhan berbasis empati sangat efektif dalam mengurangi frekuensi tantrum pada anak. Teknik ini melibatkan pemahaman mendalam tentang emosi anak, memberikan validasi terhadap perasaan mereka, dan membantu anak menemukan cara yang lebih sehat untuk mengekspresikan diri.

Misalnya, jika anak menangis karena tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, cobalah untuk mengakui perasaan mereka terlebih dahulu. Kamu bisa mengatakan, "Kamu marah karena ingin mainan itu, ya? Ibu/bapak mengerti. Tapi mainan itu tidak boleh dimainkan sekarang karena bisa rusak." Dengan cara ini, anak merasa bahwa perasaan mereka dihargai, meskipun mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

Kesimpulan

Tantrum pada anak adalah hal yang wajar dan bagian dari proses belajar mereka dalam mengelola emosi. Penting bagi kamu untuk memahami bahwa tantrum bukanlah tanda buruknya pengasuhan, melainkan peluang untuk membantu anak tumbuh menjadi individu yang lebih matang secara emosional.

Dengan memahami penyebab, dampak, dan cara mengelola tantrum, kamu dapat menghadapi situasi ini dengan lebih percaya diri. Jangan lupa untuk selalu memantau perkembangan anak dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. Dengan pendekatan yang tepat, kamu tidak hanya membantu anak mengatasi tantrum, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang sangat penting di masa depan.

Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu kamu menjadi orang tua yang lebih siap dalam menghadapi tantangan tumbuh kembang anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun