Penelitian lain dari University of Oregon menunjukkan bahwa teman khayalan membantu anak-anak mengembangkan kemampuan empati. Anak-anak ini lebih mampu memahami perspektif orang lain, yang merupakan keterampilan sosial penting dalam kehidupan.
Namun, penelitian-penelitian ini juga menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mengarahkan dan mendampingi anak. Tanpa dukungan yang tepat, anak-anak dengan teman khayalan mungkin menghadapi tantangan dalam membedakan dunia nyata dan dunia khayal mereka.
Kesimpulan
Teman khayalan adalah bagian dari dunia anak yang penuh warna dan imajinasi. Fenomena ini, dalam banyak kasus, adalah tanda kreativitas dan kemampuan anak untuk mengeksplorasi perasaan serta hubungan sosial mereka. Namun, sebagai orang tua, penting untuk selalu memperhatikan tanda-tanda yang mungkin menunjukkan adanya masalah.
Melalui pendekatan yang penuh kasih sayang dan pemahaman, kamu dapat membantu anak menikmati dunia khayalan mereka dengan sehat, sambil mempersiapkan mereka untuk menghadapi realitas dunia nyata. Teman khayalan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan jendela untuk memahami dunia batin anak dengan lebih baik.
Maka, jika kamu mendapati anakmu berbicara dengan seseorang yang "tidak terlihat", jangan terburu-buru menghakimi. Sebaliknya, gunakan kesempatan ini untuk mengenal lebih jauh sisi kreatif dan emosional mereka. Bukankah itu bagian dari keindahan menjadi orang tua?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H