Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Kelas Sosial Dijadikan Alat Diskriminasi

19 Desember 2024   15:41 Diperbarui: 19 Desember 2024   15:41 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Diskriminasi.Pexels.com/Yan Krukau

Sekolah-sekolah unggulan dan universitas bergengsi kerap menjadi simbol status sosial. Biaya masuk yang tinggi, ditambah dengan tuntutan untuk mengikuti berbagai les tambahan, membuat akses ke pendidikan berkualitas menjadi hampir mustahil bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menunjukkan bahwa siswa dari latar belakang ekonomi rendah memiliki kemungkinan lebih kecil untuk berhasil di sekolah dibandingkan dengan rekan mereka yang berasal dari keluarga kaya. Ketimpangan ini tidak hanya disebabkan oleh perbedaan sumber daya, tetapi juga ekspektasi sosial.

Misalnya, seorang siswa dari keluarga miskin mungkin menghadapi tekanan untuk bekerja membantu keluarga daripada fokus pada pendidikan. Sementara itu, siswa dari keluarga kaya sering kali memiliki dukungan penuh untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin. Hal ini menciptakan kesenjangan yang semakin melebar seiring waktu.

Diskriminasi di Dunia Kerja

Ketika seseorang berhasil menyelesaikan pendidikan, perjuangan melawan diskriminasi kelas sosial belum berakhir. Dunia kerja adalah arena lain di mana kelas sosial sering kali menjadi penentu kesuksesan seseorang.

Bayangkan seorang lulusan baru dari universitas negeri di daerah terpencil yang mencoba melamar pekerjaan di perusahaan multinasional. Meskipun memiliki kualifikasi yang memadai, ia mungkin akan kalah bersaing dengan lulusan dari universitas ternama di kota besar, hanya karena anggapan bahwa universitas tersebut "lebih bergengsi."

Selain itu, jaringan sosial sering kali menjadi faktor penting dalam dunia kerja. Mereka yang berasal dari keluarga kaya cenderung memiliki koneksi yang lebih luas, yang dapat membuka pintu ke peluang kerja yang lebih baik. Sebaliknya, mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi rendah harus bekerja lebih keras hanya untuk mendapatkan kesempatan yang sama.

Dampak Psikologis dan Sosial

Diskriminasi berbasis kelas sosial tidak hanya berdampak pada peluang seseorang, tetapi juga pada kesehatan mental dan martabat mereka. Mereka yang terus-menerus dipandang rendah karena status sosial mereka sering kali merasa tidak berharga.

Penelitian menunjukkan bahwa stigma sosial dapat menyebabkan rendahnya kepercayaan diri, kecemasan, dan depresi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi produktivitas seseorang, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.

Selain itu, diskriminasi kelas sosial juga menciptakan polarisasi dalam masyarakat. Ketimpangan yang terus membesar dapat memicu konflik sosial, seperti yang telah terjadi di banyak negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun