Selain itu, penting juga untuk menanamkan nilai kedisiplinan sejak usia dini. Anak-anak harus diajarkan bahwa keterlambatan bukanlah sesuatu yang bisa ditoleransi. Dengan membangun kebiasaan disiplin sejak kecil, generasi mendatang diharapkan bisa tumbuh menjadi individu yang lebih menghargai waktu.
Menghargai Waktu, Cermin Diri yang Lebih Baik
Pada akhirnya, kebiasaan ngaret bukan hanya persoalan sederhana. Kebiasaan ini mencerminkan bagaimana kita memandang diri sendiri, orang lain, dan masa depan. Ketika kita belajar untuk datang tepat waktu, kita bukan hanya menunjukkan profesionalisme, tetapi juga membangun karakter yang disiplin, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.
Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang menghargai waktu. Negara-negara maju seperti Jepang terkenal dengan ketepatan waktunya yang luar biasa. Mereka memahami bahwa waktu adalah aset berharga yang tidak boleh disia-siakan. Jika kita ingin mencapai kemajuan serupa, sudah saatnya kita mengubah pola pikir dan kebiasaan kita terhadap waktu.
Jadi, mulailah dari diri sendiri. Tinggalkan kebiasaan ngaret, dan jadikan ketepatan waktu sebagai bagian dari identitas kita. Dengan begitu, kita tidak hanya akan menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga turut berkontribusi membangun masyarakat yang lebih produktif, disiplin, dan siap menghadapi masa depan.
Waktu adalah milik kita semua. Jangan biarkan "jam karet" terus mendikte hidup kita. Mari kita gunakan waktu dengan bijak, karena setiap detik yang terbuang tidak akan pernah kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H