Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebiasaan Ngaret Masyarakat Kita, Budaya yang Perlu Diubah

17 Desember 2024   20:05 Diperbarui: 17 Desember 2024   20:05 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ngaret.Pixabay.com/

Tidak hanya itu, kebiasaan ngaret juga memengaruhi aspek psikologis. Bagi orang yang menunggu, keterlambatan sering kali memicu rasa frustrasi, marah, atau jengkel. Bayangkan jika kamu sudah datang lebih awal ke sebuah acara, tetapi acara tersebut baru dimulai satu jam kemudian. Rasa jengkel itu bisa memengaruhi suasana hati dan produktivitas sepanjang hari.

Selain merugikan individu, kebiasaan ngaret juga berdampak secara kolektif. Jika kebiasaan ini terus dibiarkan, masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai kedisiplinan dan profesionalisme. Tidak heran jika banyak pihak luar yang menganggap ketepatan waktu bukanlah prioritas di negara kita.

Mengapa Penting Menghargai Waktu?

Waktu adalah aset yang sangat berharga. Berbeda dengan uang atau harta benda yang bisa dicari kembali, waktu yang telah terbuang tidak akan pernah bisa dikembalikan. Ketika seseorang menghargai waktu, ia juga menghargai kehidupan itu sendiri. Sebaliknya, sikap abai terhadap waktu hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Dalam konteks hubungan sosial, menghargai waktu adalah bentuk rasa hormat terhadap orang lain. Jika seseorang rela meluangkan waktunya untuk bertemu atau beraktivitas bersama kita, maka sudah sewajarnya kita membalasnya dengan datang tepat waktu. Sebuah janji bukan hanya soal kesepakatan, tetapi juga mencerminkan komitmen dan integritas pribadi.

Selain itu, menghargai waktu juga berkaitan erat dengan produktivitas. Orang-orang yang disiplin dalam memanfaatkan waktu cenderung lebih sukses dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka mampu merencanakan, menyusun prioritas, dan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien. Sebaliknya, kebiasaan ngaret hanya akan membuat pekerjaan tertunda dan menghambat pencapaian target.

Langkah Nyata Mengatasi Kebiasaan Ngaret

Mengubah kebiasaan ngaret memang tidak mudah, terutama jika sudah menjadi kebiasaan turun-temurun. Namun, setiap perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Salah satu langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membangun kesadaran tentang pentingnya waktu.

Kesadaran ini bisa dimulai dari diri sendiri. Belajarlah menghargai waktu dengan cara membuat perencanaan harian yang jelas. Tetapkan estimasi waktu yang realistis untuk setiap aktivitas, dan tambahkan waktu cadangan untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga seperti macet atau cuaca buruk.

Selain itu, biasakan untuk datang lebih awal ke setiap acara atau pertemuan. Meskipun terdengar sederhana, kebiasaan ini bisa memberikan dampak yang signifikan dalam jangka panjang. Datang lebih awal akan memberi kamu kesempatan untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik, sekaligus menunjukkan rasa hormat terhadap waktu orang lain.

Bagi penyelenggara acara, memulai kegiatan tepat waktu juga sangat penting. Jangan menunggu semua peserta hadir sebelum memulai acara, karena hal ini justru akan semakin memperburuk kebiasaan ngaret. Ketika acara dimulai sesuai jadwal, peserta yang datang terlambat akan merasa malu dan belajar untuk lebih menghargai waktu di kesempatan berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun