Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Jangan Terbiasa Menakuti Anak

17 Desember 2024   16:58 Diperbarui: 18 Desember 2024   13:49 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Takut. | Pixabay/ambermb

Kamu mungkin tidak sadar bahwa kalimat sederhana seperti, "Nanti kamu diculik kalau nakal!" bisa meninggalkan luka yang dalam di hati dan pikiran seorang anak. Kebiasaan ini mungkin tampak efektif untuk sementara waktu, tetapi dalam jangka panjang, menakuti anak hanya merusak kepercayaan, rasa aman, dan perkembangan mental mereka.

Sudah saatnya kamu mengganti pola asuh lama ini dengan pendekatan yang lebih positif, penuh kasih sayang, dan edukatif. Anak-anak adalah anugerah yang perlu dibimbing dengan kesabaran, bukan ditakuti dengan ancaman. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan penuh pengertian, kamu tidak hanya membentuk anak yang patuh, tetapi juga anak yang percaya diri, berani, dan siap menghadapi masa depan dengan penuh optimisme.

Ingatlah bahwa anak tidak belajar dari rasa takut. Mereka belajar dari penjelasan, contoh nyata, dan kasih sayang yang tulus. Ubah kebiasaanmu hari ini demi masa depan anak yang lebih baik. Karena setiap anak berhak tumbuh dalam lingkungan yang penuh cinta dan tanpa rasa takut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun