Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Skema Pajak 2025, Dampak Kenaikan PPN 12% dan Implikasinya bagi Masyarakat

17 Desember 2024   11:47 Diperbarui: 17 Desember 2024   14:17 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koin.Pixabay.com/stevepb 

Bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kenaikan ini bisa menjadi tantangan yang lebih berat. Selama ini, UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia sebagai penyedia lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan bagi banyak orang. Namun, kenaikan harga barang akibat tarif PPN bisa membuat produk mereka kurang diminati di pasaran.

Sementara itu, bagi bisnis ritel dan industri manufaktur, kebijakan ini juga akan memengaruhi rantai pasokan dan biaya operasional. Perusahaan-perusahaan besar mungkin dapat bertahan dengan strategi efisiensi dan inovasi. Namun, bagi perusahaan kecil, kenaikan biaya ini bisa menekan profitabilitas mereka. Kondisi ini dapat berujung pada pengurangan tenaga kerja atau bahkan penghentian operasional bisnis dalam skala kecil.

Namun demikian, tidak semua sektor akan mengalami dampak negatif. Sektor-sektor tertentu seperti teknologi, jasa digital, dan produk-produk berinovasi tinggi masih memiliki peluang untuk berkembang. Dengan memanfaatkan teknologi, pelaku usaha dapat meningkatkan efisiensi produksi, menekan biaya operasional, serta menjangkau pasar yang lebih luas.

Kepercayaan Publik terhadap Kebijakan Pajak

Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi kebijakan ini adalah membangun kepercayaan publik. Selama ini, tidak sedikit masyarakat yang skeptis terhadap kebijakan pajak, terutama ketika transparansi penggunaan dana pajak dipertanyakan. Kenaikan tarif PPN yang dibarengi dengan rendahnya kepercayaan publik dapat memicu resistensi di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa setiap dana hasil peningkatan tarif PPN benar-benar digunakan untuk tujuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Program-program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial harus dijalankan secara transparan dan akuntabel. Laporan keuangan negara yang jelas dan mudah diakses akan membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Selain itu, sosialisasi yang baik terkait urgensi kebijakan ini juga perlu dilakukan secara masif. Pemerintah harus mampu menjelaskan kepada masyarakat bahwa kenaikan tarif PPN adalah bagian dari upaya memperbaiki perekonomian jangka panjang dan memperkuat fondasi keuangan negara.

Alternatif Solusi dan Langkah Mitigasi

Untuk meminimalkan dampak negatif dari kebijakan kenaikan tarif PPN, pemerintah perlu menyusun langkah-langkah mitigasi yang efektif. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan subsidi atau bantuan langsung tunai kepada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Langkah ini bertujuan untuk menjaga daya beli mereka agar tidak anjlok akibat kenaikan harga barang dan jasa.

Pemerintah juga dapat mendorong reformasi perpajakan yang lebih adil dan inklusif. Dengan memperluas basis pajak, seperti mengoptimalkan pajak digital dan memperbaiki kepatuhan wajib pajak, penerimaan negara dapat ditingkatkan tanpa harus membebani masyarakat kecil.

Selain itu, pemerintah perlu melakukan evaluasi berkala terkait dampak kenaikan PPN terhadap perekonomian. Jika ditemukan dampak yang terlalu besar, kebijakan ini perlu disesuaikan agar tidak menimbulkan gejolak sosial dan ekonomi yang berkepanjangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun