Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dear Orang Tua, Sudahkah Kita Adil?

13 Desember 2024   19:16 Diperbarui: 13 Desember 2024   19:16 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kakak dan Adik.Pixabay.com/Vika_Glitter 

Kamu juga bisa mulai dengan membangun komunikasi yang lebih baik. Misalnya, jika terjadi konflik antara kakak dan adik, coba tanyakan apa yang sebenarnya terjadi sebelum mengambil keputusan. Dengarkan kedua belah pihak dengan adil. Dengan cara ini, anak-anak belajar bahwa kebutuhan mereka sama-sama dihargai.

Di samping itu, penting untuk memberi anak-anak kesempatan untuk menyelesaikan konflik mereka sendiri. Tentu saja, ini harus dilakukan dalam batasan yang aman. Ketika anak-anak diberi ruang untuk berdiskusi dan menemukan solusi, mereka belajar keterampilan penting seperti negosiasi dan kompromi.

Menumbuhkan Empati dalam Keluarga

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog dari University of Michigan menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang adil cenderung memiliki hubungan yang lebih erat dengan saudara-saudaranya di kemudian hari. Salah satu faktor kunci adalah orang tua yang berperan sebagai fasilitator, bukan hakim.

Dalam penelitian tersebut, orang tua diajarkan untuk tidak langsung "memihak" salah satu anak dalam konflik. Sebaliknya, mereka diajak untuk membantu anak-anak memahami sudut pandang satu sama lain. Hasilnya? Anak-anak tidak hanya menjadi lebih empati, tetapi juga lebih mampu mengelola emosi mereka sendiri.

Kesimpulan

Dear orang tua, mari berhenti sejenak dan refleksikan: apakah kita telah bersikap adil terhadap anak-anak kita? Menempatkan kakak sebagai pihak yang selalu mengalah mungkin terlihat seperti solusi mudah, tetapi dampaknya bisa sangat besar, baik untuk kakak maupun adik. Hubungan keluarga yang sehat tidak dibangun di atas pengorbanan satu pihak, tetapi pada keseimbangan, rasa saling menghormati, dan empati.

Kakak tidak harus selalu mengalah kepada adik, karena setiap anak berhak mendapatkan perhatian dan penghargaan yang sama. Dengan menciptakan pola asuh yang lebih seimbang, kita tidak hanya membantu anak-anak kita tumbuh menjadi individu yang lebih baik, tetapi juga membangun fondasi keluarga yang lebih kuat dan harmonis.

Jadi, mulai sekarang, mari kita berkomitmen untuk mendengarkan kedua anak kita secara setara. Bantu mereka untuk saling memahami dan menghormati, bukan hanya karena mereka saudara, tetapi karena mereka adalah individu yang sama-sama berharga. Kakak tidak harus selalu mengalah, dan itu adalah langkah awal untuk menciptakan keluarga yang lebih adil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun