Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Miris, Kita Masih Ketergantungan untuk Impor Bahan Pangan!

5 Desember 2024   08:11 Diperbarui: 5 Desember 2024   08:48 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Petani.Pixabay.com/sasint 

Impor seharusnya menjadi opsi terakhir, bukan solusi utama. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dari produksi dalam negeri. Jika impor dilakukan, harus dipastikan bahwa tidak merugikan petani lokal.

Kisah Petani yang Berjuang di Tengah Ketergantungan Impor

Di Martubung, Kota Medan, seorang petani bernama Bu Theo telah bertani selama 16 tahun. Namun, dia merasa semakin sulit bersaing dengan beras impor yang membanjiri pasar. "Hasil panen kami dihargai murah, sementara biaya pupuk dan tenaga kerja terus naik. Kalau begini terus, kami bisa gulung tikar," keluhnya.

Kisah Bu Theo  adalah potret nyata dari jutaan petani Indonesia yang terpinggirkan oleh kebijakan impor. Padahal, jika pemerintah serius memberdayakan mereka, Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan.

Menuju Kedaulatan Pangan yang Sesungguhnya

Ketergantungan pada impor bahan pangan adalah cermin dari kelemahan sistem pangan nasional. Untuk mencapai kedaulatan pangan yang sesungguhnya, pemerintah harus berkomitmen pada penguatan sektor pertanian dalam negeri.

Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam memenuhi kebutuhan pangan. Namun, ini hanya akan terwujud jika ada sinergi antara kebijakan pemerintah yang pro-petani, teknologi yang mumpuni, dan masyarakat yang mendukung produk lokal. Mari kita wujudkan Indonesia yang mandiri dan berdaulat dalam pangan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun