Di tengah modernisasi yang berkembang pesat, ancaman kesehatan masyarakat tidak hanya berasal dari penyakit menular seperti demam berdarah atau tuberkulosis. Penyakit tidak menular (PTM) kini telah menjadi penyebab utama kematian di Indonesia dan dunia. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa PTM bertanggung jawab atas 71% kematian global setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan tahun 2022, PTM seperti diabetes, hipertensi, kanker, dan penyakit jantung menyumbang lebih dari 60% kematian. Namun, kesadaran masyarakat akan bahaya PTM masih sangat rendah.
Minimnya Pemahaman tentang Penyakit Tidak Menular
Rendahnya kesadaran ini terlihat dari kurangnya tindakan pencegahan yang dilakukan masyarakat. Banyak orang tidak memahami gejala awal PTM, seperti rasa lelah berlebih, sering buang air kecil pada penderita diabetes, atau tekanan darah tinggi yang sering kali dianggap hal biasa. Kebanyakan masyarakat baru mencari bantuan medis setelah kondisi mereka memburuk, yang biasanya memerlukan penanganan medis lebih serius dan mahal.
Ambil contoh kisah nyata Pak Ahmad, seorang sopir angkutan umum berusia 50 tahun. Ia sering merasa pusing dan mudah lelah, tetapi menganggapnya sebagai efek dari pekerjaan beratnya. Ketika akhirnya memeriksakan diri ke dokter, ia didiagnosis mengalami hipertensi yang telah merusak fungsi ginjalnya. Jika saja Pak Ahmad menyadari gejala tersebut lebih awal, komplikasi serius seperti ini bisa dicegah.
Masalah lainnya adalah stigma sosial yang melekat pada PTM. Banyak masyarakat yang menganggap PTM hanya menyerang orang kaya atau mereka yang berusia lanjut. Padahal, pola hidup tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan diet tidak seimbang adalah penyebab utama PTM yang dapat menyerang siapa saja, termasuk anak muda.
Faktor Pendukung Minimnya Kesadaran
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat tentang PTM, yaitu:
-
Kurangnya Informasi yang Mudah Diakses
Informasi mengenai PTM sering kali tersebar secara terbatas dan sulit dipahami oleh masyarakat awam. Misalnya, kampanye kesehatan yang menggunakan istilah medis yang rumit cenderung tidak efektif. Selain itu, media massa lebih sering menyoroti kasus-kasus penyakit menular karena dianggap lebih relevan dengan kondisi darurat kesehatan.Baca juga: Mengenal Anxiety Disorder Lebih Dekat Kurang Meratanya Edukasi Kesehatan
Di daerah pedesaan, masyarakat sering kali tidak mendapatkan edukasi kesehatan yang memadai. Fokus pemerintah untuk memperluas akses layanan kesehatan belum diimbangi dengan peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat sebagai langkah preventif terhadap PTM.Gaya Hidup Modern yang Tidak Sehat
Masyarakat urban kerap mengabaikan pentingnya aktivitas fisik karena kesibukan pekerjaan. Kebiasaan makan makanan cepat saji yang tinggi lemak, gula, dan garam semakin memperburuk risiko terkena PTM.Ketergantungan pada Pengobatan daripada Pencegahan
Banyak masyarakat yang lebih percaya pada pengobatan instan daripada pencegahan. Mereka cenderung mengabaikan pemeriksaan kesehatan rutin karena merasa sehat-sehat saja.
Dampak dari Minimnya Kesadaran
Minimnya kesadaran masyarakat tentang PTM membawa dampak yang sangat besar. Berikut adalah beberapa dampaknya:
1. Peningkatan Kasus PTM
Tanpa kesadaran yang cukup, angka penderita PTM di Indonesia terus meningkat. Data Kemenkes menunjukkan bahwa pada 2020, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%, sementara diabetes melitus mencapai 8,5%. Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, serangan jantung, stroke, hingga kematian dini jika tidak dikelola dengan baik.
2. Beban Ekonomi yang Berat
Penderita PTM membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk perawatan jangka panjang, mulai dari pemeriksaan rutin hingga pengobatan. Dalam banyak kasus, penderita PTM terpaksa mengeluarkan dana besar untuk biaya pengobatan yang tidak terjangkau oleh banyak keluarga. Ini menambah beban ekonomi yang sangat berat, baik untuk individu maupun negara.
Selain itu, PTM juga menyebabkan penurunan produktivitas. Pekerja yang menderita PTM sering kali tidak dapat bekerja secara optimal atau bahkan harus cuti panjang, yang pada gilirannya memengaruhi perekonomian secara keseluruhan.
3. Penyakit yang Mengancam Kualitas Hidup
Penderita PTM yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat akan mengalami penurunan kualitas hidup secara drastis. Mereka bisa mengalami kecacatan, kesulitan bergerak, dan terpaksa bergantung pada orang lain dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini tentu saja tidak hanya menyakitkan bagi penderita, tetapi juga membebani keluarga dan masyarakat sekitar.
Langkah Nyata untuk Meningkatkan Kesadaran
Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap PTM harus dilakukan secara menyeluruh, melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, hingga komunitas lokal. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
Edukasi Berbasis Komunitas
Kampanye kesehatan harus disampaikan dengan cara yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Misalnya, melalui penyuluhan di desa-desa, seminar interaktif, atau media sosial yang menyasar anak muda.Program Deteksi Dini yang Masif
Pemerintah perlu menggalakkan program deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan gratis di puskesmas atau tempat umum. Deteksi dini memungkinkan penanganan lebih cepat dan efektif terhadap PTM.Pelibatan Peran Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama yang dapat membentuk pola hidup sehat. Orang tua harus menjadi teladan dengan menerapkan kebiasaan makan sehat, mengajak anak-anak berolahraga, dan membatasi konsumsi makanan olahan.Peningkatan Kerja Sama Antarsektor
Sektor swasta, lembaga pendidikan, dan organisasi non-pemerintah perlu dilibatkan dalam kampanye kesehatan. Misalnya, perusahaan dapat menyediakan fasilitas olahraga bagi karyawan, sementara sekolah dapat mengintegrasikan edukasi kesehatan dalam kurikulum.Perbaikan Infrastruktur Kesehatan
Di daerah terpencil, akses ke fasilitas kesehatan sering kali menjadi kendala. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan kesehatan di wilayah-wilayah ini.
Bukti Nyata dari Negara Lain
Beberapa negara telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap PTM melalui program yang efektif. Di Jepang, misalnya, budaya bersepeda dan berjalan kaki menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Hasilnya, tingkat obesitas dan penyakit kardiovaskular di negara ini sangat rendah. Hal ini membuktikan bahwa perubahan kecil dalam pola hidup dapat memberikan dampak besar pada kesehatan masyarakat.
Apa yang Bisa Kamu Lakukan?
Sebagai individu, kamu dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran tentang PTM. Mulailah dengan mengubah pola hidupmu sendiri. Konsumsilah makanan sehat, seperti sayur dan buah, hindari merokok, dan berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari. Jangan lupa untuk rutin memeriksakan kesehatanmu, meskipun kamu merasa sehat.
Selain itu, jadilah agen perubahan di lingkungan sekitarmu. Ajak keluarga dan teman-teman untuk menerapkan pola hidup sehat. Bagikan informasi tentang bahaya PTM dan cara mencegahnya melalui media sosial atau diskusi sehari-hari.
Kesimpulan
Penyakit tidak menular adalah ancaman yang nyata, tetapi juga bisa dicegah jika masyarakat memiliki kesadaran yang cukup. Edukasi, deteksi dini, dan perubahan gaya hidup adalah langkah-langkah sederhana yang bisa membawa perubahan besar. Jika kita tidak bertindak sekarang, dampaknya akan dirasakan oleh generasi mendatang.
Saatnya kamu menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama. Jangan tunggu sampai terlambat untuk menyadari betapa berharganya hidup sehat. Dengan memahami pentingnya pencegahan PTM, kamu tidak hanya melindungi dirimu sendiri, tetapi juga keluargamu dan masyarakat di sekitarmu. Mari bersama-sama wujudkan Indonesia yang lebih sehat dan produktif!
Refrensi
https://p2p.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2023/08/Final-LAKIP-Ditjen-P2P-Semester-I-Tahun-2023.pdf
https://unair.ac.id/tantangan-indonesia-dalam-menghadapi-penyakit-tidak-menular/
HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H