Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kenapa Putaran Kedua Pemilu Diperlukan?

3 Desember 2024   07:54 Diperbarui: 3 Desember 2024   07:56 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pilkada(KOMPAS/DIDIE SW)

Putaran kedua sering kali memperdalam perpecahan di masyarakat, terutama jika isu yang diangkat kandidat bersifat sensitif. Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, isu agama dan etnis menjadi sorotan, yang memicu polarisasi tajam di kalangan warga. Hal ini menunjukkan bahwa, meski putaran kedua bertujuan untuk menyatukan suara rakyat, efek sampingnya bisa memperburuk hubungan antar kelompok.

4. Penyalahgunaan Kampanye

Putaran kedua memberikan waktu tambahan bagi kandidat untuk berkampanye. Namun, hal ini juga membuka peluang bagi praktik-praktik yang tidak etis, seperti politik uang atau penyebaran informasi palsu. Pengalaman di beberapa daerah menunjukkan bahwa kandidat sering memanfaatkan kelemahan sistem pengawasan untuk meraih suara dengan cara-cara tidak fair.

Bagaimana Cara Mengoptimalkan Putaran Kedua Pemilu?

Agar putaran kedua dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan utamanya, beberapa langkah strategis perlu dilakukan:

  1. Pendidikan Politik yang Intensif
    Kamu sebagai pemilih perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya partisipasi pada putaran kedua. Pemerintah, KPU, dan lembaga terkait harus aktif mengedukasi masyarakat tentang dampak pemilu terhadap kehidupan mereka sehari-hari.

  2. Pengawasan Ketat terhadap Kampanye
    Pengawasan kampanye harus ditingkatkan, terutama dalam hal politik uang dan penyebaran hoaks. Lembaga pengawas seperti Bawaslu harus diberikan wewenang lebih untuk menindak tegas pelanggaran.

  3. Meminimalkan Isu Sensitif
    Kandidat dan tim kampanye perlu diarahkan untuk fokus pada visi, misi, dan program kerja, bukan pada isu-isu yang berpotensi memecah belah masyarakat.

  4. Efisiensi Logistik dan Anggaran
    Pemerintah harus mencari cara untuk menekan biaya penyelenggaraan putaran kedua tanpa mengurangi kualitas pelaksanaannya. Digitalisasi proses pemilu bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi pengeluaran.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun