Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Es Abadi Jayawijaya Meleleh, Krisis Iklim Global Mengancam?

30 November 2024   10:55 Diperbarui: 30 November 2024   10:55 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puncak Jaya, gunugn tertinggi di Indonesia. Dok KOMPAS.com (Wikimedia/Alfindra Primaldhi)

Bukti Dampak Perubahan Iklim di Jayawijaya

Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Iklim dan Lingkungan Universitas Papua menunjukkan bahwa suhu rata-rata di wilayah pegunungan Papua telah meningkat sebesar 1,2C dalam 30 tahun terakhir. Selain itu, citra satelit yang dianalisis oleh NASA menunjukkan pengurangan signifikan pada ketebalan dan luas gletser di Puncak Jaya.

Di tahun 2010, luas gletser ini hanya sekitar 2 km, berkurang drastis dari 6,5 km di tahun 1972. Pada tahun 2020, luasnya bahkan kurang dari 1 km. Jika laju pencairan ini terus berlanjut, gletser akan lenyap dalam beberapa tahun mendatang.

Suara yang Jarang Didengar

Bagi masyarakat lokal Papua, pencairan es abadi bukan hanya tentang hilangnya simbol alam, tetapi juga perubahan besar dalam cara hidup mereka. Salah satu tokoh adat di Lembah Baliem, Marthen Mabel, menceritakan bahwa pencairan es telah memengaruhi pola cuaca lokal. Curah hujan yang tidak teratur menyebabkan kesulitan dalam bertani dan berburu, yang merupakan sumber utama mata pencaharian masyarakat setempat.

"Es di gunung itu seperti penjaga. Kalau dia hilang, cuaca berubah, dan kami juga kehilangan arah," kata Marthen dalam sebuah wawancara dengan media lingkungan.

Dampak Global dari Hilangnya Es Abadi Jayawijaya

Hilangnya es abadi Jayawijaya tidak hanya berdampak pada Papua, tetapi juga memiliki implikasi global:

  1. Peningkatan Permukaan Laut
    Meskipun gletser Jayawijaya kecil dibandingkan dengan gletser di Kutub Utara atau Greenland, pencairannya tetap berkontribusi pada peningkatan permukaan laut secara global.

  2. Pelepasan Gas Rumah Kaca
    Gletser yang mencair melepaskan karbon dioksida dan metana yang terperangkap selama ribuan tahun. Hal ini dapat mempercepat pemanasan global.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Nature Selengkapnya
    Lihat Nature Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun