Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Boros Mengakar dalam Masyarakat Kita

30 November 2024   07:41 Diperbarui: 30 November 2024   07:41 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Kesederhanaan Membawa Kebahagiaan

Budi, seorang pekerja kantoran, pernah terjebak dalam budaya boros. Setiap bulan, gajinya habis untuk membeli barang-barang terbaru. Suatu hari, ia mulai merasakan tekanan finansial ketika tidak bisa membayar cicilan tepat waktu.

Budi kemudian memutuskan untuk mengubah gaya hidupnya. Ia mulai dengan membuat anggaran bulanan dan hanya membeli barang yang benar-benar diperlukan. Kini, Budi tidak hanya bebas utang, tetapi juga berhasil menabung untuk membeli rumah. "Hidup sederhana membuat saya jauh lebih tenang," katanya.

Kesimpulan

Budaya boros mungkin terlihat seperti hal kecil, tetapi dampaknya sangat besar. Jika tidak segera diatasi, kebiasaan ini bisa merusak keuangan pribadi, memperbesar kesenjangan sosial, dan merusak lingkungan.

Namun, semua itu bisa diubah dengan langkah-langkah sederhana. Kamu tidak perlu menjadi ahli keuangan atau aktivis lingkungan untuk membuat perbedaan. Mulailah dari hal kecil, seperti memprioritaskan kebutuhan, mengelola pengeluaran, dan mendukung produk yang berkelanjutan.

Dengan demikian, kamu tidak hanya membantu dirimu sendiri, tetapi juga berkontribusi pada masyarakat yang lebih bijak dan masa depan yang lebih baik. Ingatlah, hidup bukan tentang memiliki segalanya, tetapi tentang cukup dan bahagia dengan apa yang dimiliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun