Berutang untuk pesta pernikahan bukanlah keputusan yang tanpa risiko. Ada beberapa dampak jangka panjang yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil langkah ini:
Ketidakstabilan Finansial
Memulai rumah tangga dengan hutang berarti pasangan harus membagi pendapatan mereka untuk kebutuhan sehari-hari dan cicilan hutang. Hal ini bisa menghambat rencana jangka panjang seperti membeli rumah, investasi, atau menabung untuk pendidikan anak.Tekanan Psikologis
Hutang yang menumpuk sering kali menjadi sumber stres bagi pasangan. Konflik terkait masalah finansial bisa merusak keharmonisan rumah tangga. Bahkan, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, lebih dari 70% pasangan yang bercerai mengaku bahwa masalah keuangan menjadi salah satu pemicu utama.Dampak pada Keluarga Besar
Tidak jarang pasangan yang berutang akhirnya meminta bantuan keluarga besar untuk melunasi cicilan mereka. Hal ini bisa menimbulkan ketegangan, terutama jika keluarga besar juga memiliki keterbatasan finansial.Efek Domino pada Generasi Mendatang
Kebiasaan berutang untuk pernikahan juga bisa menciptakan efek domino. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan tekanan finansial mungkin akan mengadopsi pola pikir yang sama ketika mereka dewasa, sehingga fenomena ini terus berlanjut dari generasi ke generasi.
Budaya Konsumtif dan Media Sosial sebagai Pemicu
Tidak bisa dipungkiri, media sosial memegang peranan penting dalam memperparah fenomena ini. Foto-foto pernikahan selebritas atau influencer yang serba glamor menjadi acuan bagi banyak pasangan muda. Mereka ingin menggelar pesta yang serupa, meskipun harus mengorbankan kondisi keuangan mereka.
Budaya konsumtif juga turut memperkuat pola pikir ini. Dalam masyarakat kita, banyak yang beranggapan bahwa pesta besar adalah lambang keberhasilan. Padahal, keberhasilan sebuah pernikahan seharusnya diukur dari seberapa harmonis hubungan pasangan, bukan dari seberapa megah pesta yang mereka gelar.
Mengapa Kita Harus Mengubah Pola Pikir?
Pernikahan adalah awal dari perjalanan hidup bersama, bukan akhir dari perjuangan finansialmu. Jika kamu memulai rumah tangga dengan hutang, kamu sudah meletakkan fondasi yang rapuh untuk kehidupan pernikahanmu. Sebaliknya, dengan perencanaan yang bijak dan fokus pada hal-hal esensial, kamu bisa menggelar pernikahan yang tetap bermakna tanpa harus berutang.