Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Realitas Suram di Mana Makin Banyak Anak yang Terlantar

24 November 2024   11:22 Diperbarui: 24 November 2024   11:37 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang Bisa Dilakukan? Sinergi Pemerintah, Masyarakat, dan Orang Tua

Mengatasi masalah anak terlantar di Indonesia membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan semua pihak. Pemerintah memiliki peran utama dalam menyediakan sistem perlindungan anak yang kuat. Program seperti rumah singgah, pusat rehabilitasi, dan pendidikan gratis harus diperluas dan dioptimalkan. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa bantuan sosial benar-benar sampai kepada keluarga yang membutuhkan, sehingga mereka tidak perlu menjadikan anak-anak mereka sebagai tulang punggung ekonomi keluarga.

Namun, upaya pemerintah saja tidak cukup. Masyarakat juga harus lebih peduli terhadap masalah ini. Kamu bisa mulai dengan mengubah cara pandang terhadap anak-anak terlantar. Alih-alih memandang mereka sebagai beban, lihatlah mereka sebagai anak-anak yang membutuhkan pertolongan. Ada banyak cara untuk membantu, seperti mendukung program adopsi, menjadi keluarga asuh, atau berkontribusi dalam kegiatan sosial yang bertujuan membantu anak-anak terlantar.

Tidak kalah penting adalah peran orang tua. Pendidikan orang tua tentang pentingnya pengasuhan yang baik dan perencanaan keluarga harus ditingkatkan. Program-program seperti konseling keluarga dan pelatihan keterampilan kerja untuk orang tua miskin dapat menjadi solusi jangka panjang yang efektif. Dengan demikian, mereka tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar anak-anak mereka, tetapi juga memberikan kasih sayang dan perhatian yang mereka butuhkan.

Dari Jalanan Menuju Kehidupan Baru

Di tengah banyaknya cerita suram, ada juga kisah inspiratif yang menunjukkan bahwa perubahan itu mungkin. Salah satunya adalah cerita Ari (bukan nama sebenarnya), seorang anak yang hidup di jalanan sejak usia 7 tahun. Ari menjadi pengamen untuk bertahan hidup setelah orang tuanya meninggal akibat kecelakaan. Hidupnya berubah ketika sebuah yayasan sosial memberinya tempat tinggal dan akses pendidikan.

Dengan dukungan dari masyarakat dan pemerintah, Ari berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga tingkat universitas. Kini, dia bekerja sebagai guru dan aktif membantu anak-anak jalanan lainnya untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Kisah seperti ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, anak-anak terlantar memiliki peluang untuk mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.

Mengapa Kita Harus Peduli?

Anak-anak adalah aset paling berharga bagi masa depan bangsa. Jika kita membiarkan mereka terlantar, kita tidak hanya mengabaikan hak mereka untuk hidup layak, tetapi juga mengancam masa depan negara ini. Anak-anak terlantar yang tidak mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang baik akan tumbuh menjadi generasi yang tidak produktif dan rentan terhadap berbagai masalah sosial.

Sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa tidak ada anak yang dibiarkan terlantar. Kamu mungkin tidak bisa mengubah dunia dalam sekejap, tetapi setiap langkah kecil yang kamu ambil dapat memberikan dampak besar. Mulailah dengan memberikan perhatian dan kepedulian kepada anak-anak di sekitar kamu.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun