Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Masih Tertinggal dalam Aktivitas Ekonomi

23 November 2024   09:01 Diperbarui: 23 November 2024   09:05 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wanita.Pixabay.com/blauthbianca 

Selain itu, saat perempuan bekerja di sektor informal tanpa perlindungan hukum yang memadai, mereka rentan terhadap eksploitasi. Misalnya, pekerja rumah tangga perempuan sering kali menghadapi jam kerja panjang dengan upah rendah dan tanpa jaminan sosial. Dalam jangka panjang, ini menciptakan lingkaran kemiskinan yang sulit diputus.

Bukti Nyata Ketimpangan

Contoh nyata dari ketimpangan ini bisa kita lihat di berbagai sektor. Misalnya, di industri tekstil, banyak perempuan yang bekerja sebagai buruh dengan upah minimum. Sementara itu, posisi manajerial dan strategis lebih banyak diisi oleh laki-laki. Di sektor teknologi, jumlah perempuan yang bekerja sebagai programmer atau insinyur masih sangat sedikit dibandingkan laki-laki.

Statistik juga menunjukkan bahwa perempuan lebih jarang memiliki akses ke modal untuk memulai bisnis. Menurut survei Bank Dunia, hanya 10% pengusaha perempuan di Indonesia yang memiliki akses mudah ke pinjaman bank, dibandingkan dengan 22% pengusaha laki-laki. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam sistem keuangan yang menghambat perempuan untuk berkembang.

Jalan Menuju Kesetaraan

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi ini? Pertama, pendidikan adalah kunci utama. Saat perempuan mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas, mereka memiliki peluang lebih besar untuk bersaing di pasar kerja. Pemerintah dan organisasi non-pemerintah harus memastikan bahwa anak perempuan, terutama di daerah terpencil, mendapatkan akses pendidikan yang setara.

Kedua, penting bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Kebijakan seperti cuti melahirkan yang layak, fleksibilitas jam kerja, dan fasilitas penitipan anak bisa membantu perempuan lebih nyaman berkarir. Selain itu, menghapus kesenjangan upah dan memberikan peluang promosi yang adil adalah langkah konkret yang harus diambil.

Ketiga, masyarakat juga perlu berperan dalam mengubah stigma budaya. Anggapan bahwa perempuan hanya cocok untuk pekerjaan domestik harus mulai ditinggalkan. Media, komunitas, dan tokoh masyarakat bisa memainkan peran besar dalam membangun narasi yang mendukung perempuan untuk berkembang.

Kisah Inspiratif

Cerita tentang perempuan yang berhasil melampaui hambatan ekonomi sering kali menjadi inspirasi. Salah satunya adalah Ibu Kartini, seorang pengusaha kecil di Jawa Tengah yang memulai usahanya dari nol. Dengan bantuan pelatihan kewirausahaan dari lembaga lokal, ia berhasil mengembangkan bisnis kerajinan tangan dan kini mempekerjakan lebih dari 50 perempuan di desanya.

Kisah lain datang dari seorang perempuan muda di Bandung yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan aplikasi edukasi. Dengan latar belakang pendidikan teknologi informasi, ia mendirikan startup yang kini membantu ribuan anak belajar secara daring. Kisah-kisah seperti ini membuktikan bahwa ketika perempuan diberikan peluang, mereka mampu memberikan kontribusi besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun