Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Semua Anak Memiliki Kesempatan yang Sama Mengenyam Pendidikan

22 November 2024   19:06 Diperbarui: 22 November 2024   19:21 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemiskinan
Kemiskinan juga menjadi penghalang utama bagi anak-anak untuk mengenyam pendidikan. Meskipun pemerintah telah menggagas program pendidikan gratis, seperti BOS (Bantuan Operasional Sekolah), biaya tambahan seperti seragam, buku, dan transportasi tetap menjadi beban berat bagi keluarga miskin. Banyak anak yang akhirnya terpaksa putus sekolah untuk membantu orang tua bekerja.

  • Kultur dan Paradigma Masyarakat
    Di beberapa wilayah, pendidikan belum menjadi prioritas. Masih ada anggapan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi atau bahwa pendidikan tidak akan langsung mengubah kondisi ekonomi keluarga. Paradigma seperti ini kerap membuat anak-anak berhenti sekolah lebih awal.

  • Bukti Nyata Ketimpangan Pendidikan

    Sebuah laporan dari United Nations Children's Fund (UNICEF) menunjukkan bahwa sekitar 4,3 juta anak Indonesia usia 7–18 tahun tidak bersekolah. Sebagian besar berasal dari keluarga miskin dan tinggal di daerah terpencil. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2023 masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya rata-rata lama sekolah di Indonesia, yang hanya sekitar 8,5 tahun.

    Dampak Ketimpangan Pendidikan

    Ketimpangan pendidikan tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga masa depan bangsa. Anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan cenderung sulit keluar dari lingkaran kemiskinan. Mereka memiliki peluang kerja yang terbatas, sering kali terjebak dalam pekerjaan informal dengan penghasilan rendah.

    Dari sisi negara, rendahnya kualitas pendidikan berdampak pada produktivitas tenaga kerja. Hal ini menghambat pertumbuhan ekonomi dan melemahkan daya saing Indonesia di kancah global.

    Langkah untuk Mengatasi Ketimpangan Pendidikan

    Meskipun masalah ini kompleks, bukan berarti tidak ada solusi. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memperbaiki situasi ini, baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun individu.

    1. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
      Lihat Pendidikan Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun