Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengembangkan Potensi Ekonomi Hijau Demi Kesejahteraan Petani

19 November 2024   11:44 Diperbarui: 19 November 2024   16:53 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edukasi dan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Perubahan pola pikir adalah kunci dalam menerapkan ekonomi hijau. Pemerintah dan lembaga terkait perlu mengadakan pelatihan dan penyuluhan secara berkala untuk mengenalkan metode pertanian yang lebih ramah lingkungan. Penyuluhan ini bisa meliputi teknik pembuatan pupuk kompos, pengendalian hama alami, serta cara-cara memanfaatkan bahan-bahan organik yang ada di sekitar. Dengan begitu, petani bisa melihat sendiri dampak positif dari pertanian hijau dan merasa lebih percaya diri untuk mengadopsi metode tersebut.

  1. Akses Modal dan Teknologi

Mengakses teknologi dan peralatan yang mendukung ekonomi hijau, seperti sistem irigasi tetes, traktor bertenaga surya, atau pengolahan limbah organik, tentu membutuhkan modal yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya menyediakan program kredit dengan bunga rendah khusus untuk petani yang ingin beralih ke pertanian hijau. Selain itu, kolaborasi dengan pihak swasta juga dapat membantu menyediakan akses peralatan dan teknologi dengan harga yang lebih terjangkau.

  1. Sertifikasi Produk Hijau

Agar hasil pertanian hijau memiliki nilai jual lebih tinggi, sertifikasi produk organik atau ramah lingkungan sangat diperlukan. Sertifikasi ini bisa memberikan kepastian kepada konsumen bahwa produk yang mereka beli benar-benar dihasilkan secara berkelanjutan. Namun, proses sertifikasi sering kali dianggap rumit dan mahal bagi petani kecil. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat bisa berperan dalam memfasilitasi proses sertifikasi ini, baik melalui bantuan biaya maupun bimbingan teknis.

Studi Kasus

Sebagai contoh nyata, di Jawa Tengah terdapat sebuah desa yang telah berhasil menerapkan ekonomi hijau dalam pertanian mereka. Para petani di desa ini tidak lagi menggunakan bahan kimia dan telah beralih ke metode pertanian organik yang lebih ramah lingkungan. Dengan bantuan dari pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah, mereka diberikan pelatihan tentang cara membuat pupuk kompos, menggunakan mulsa alami, serta teknik irigasi hemat air. Hasilnya sangat signifikan: mereka tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga berhasil meningkatkan harga jual produk pertanian mereka karena produk mereka disertifikasi sebagai produk organik.

Produk dari desa ini sekarang dipasarkan di berbagai supermarket di kota-kota besar dengan label organik, yang membuatnya lebih diminati oleh konsumen urban yang sadar akan kesehatan dan lingkungan. Keuntungan yang diperoleh pun meningkat, dan desa ini menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk mengikuti jejak mereka dalam menerapkan ekonomi hijau.

Manfaat Jangka Panjang Ekonomi Hijau bagi Kesejahteraan Petani

Dalam jangka panjang, penerapan ekonomi hijau di sektor pertanian akan membawa manfaat yang jauh lebih besar daripada pertanian konvensional. Tanah yang lebih subur dan sehat akan memberikan hasil panen yang lebih stabil. Petani pun tidak lagi tergantung pada bahan-bahan kimia mahal yang merusak lingkungan. Di sisi lain, pasar bagi produk-produk ramah lingkungan juga terus berkembang, baik di dalam maupun luar negeri, sehingga petani memiliki peluang untuk meraih penghasilan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun