Menabung, sejak kecil mungkin kamu sudah sering mendengar nasihat ini dari orang tua, guru, hingga teman-teman di sekitar. Di sekolah, bahkan ada mata pelajaran khusus yang mengajarkan pentingnya menabung untuk masa depan.Â
Tapi, kenyataannya, seiring bertambahnya usia dan meningkatnya penghasilan, menabung masih sering dianggap sebagai hal yang berat oleh banyak orang. Bahkan, meskipun kamu sudah punya penghasilan tetap, kadang menabung tetap terasa seperti sebuah beban.
Mengapa bisa begitu? Apa yang membuat menabung seakan sulit dilakukan, padahal manfaatnya sangat besar untuk jangka panjang? Mari kita telaah beberapa faktor yang sering menjadi penghalang bagi seseorang untuk konsisten menabung dan bagaimana kamu bisa mengatasinya.
1. Pengaruh Gaya Hidup Modern dan Konsumtif
Saat ini, banyak orang yang hidup dalam budaya yang sangat konsumtif. Tanpa sadar, kita sering kali tergoda untuk membeli berbagai barang atau menikmati pengalaman baru, baik untuk kebutuhan maupun hanya sekadar mengikuti tren.Â
Coba kamu lihat di sekitar, betapa mudahnya menemukan iklan yang menarik perhatianmu di media sosial, mulai dari pakaian, gadget terbaru, sampai liburan ke luar negeri. Akibatnya, pengeluaran pun sering kali lebih besar dari yang direncanakan.
Bahkan, muncul istilah "fear of missing out" atau FOMO, yang menggambarkan rasa takut tertinggal dari apa yang sedang populer di sekitar kita. Ini bisa memicu keputusan pembelian yang impulsif, hanya demi bisa terlihat "up-to-date." Akibatnya, uang yang seharusnya bisa disisihkan untuk menabung habis untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting.
Solusinya, kamu perlu memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Saat kamu bisa lebih sadar akan kebutuhan yang benar-benar penting, kamu bisa lebih bijak dalam membuat prioritas keuangan. Tidak masalah jika sesekali mengikuti tren atau menikmati hiburan, tapi cobalah tetap menjaga keseimbangan dengan alokasi dana untuk menabung.
2. Mindset yang Keliru tentang Menabung
Selain gaya hidup konsumtif, banyak orang memiliki pandangan keliru terhadap menabung. Beberapa menganggap bahwa menabung adalah bentuk "pengorbanan" atau "pembatasan diri" yang akan mengurangi kesenangan dalam hidup. Sehingga, banyak yang memiliki pemikiran , "Untuk apa menabung kalau akhirnya tidak bisa menikmati hidup?"
Namun, perlu kamu ingat, menabung bukan berarti hidup penuh keterbatasan atau tanpa kesenangan. Menabung adalah cara untuk menjaga masa depan tetap aman dan stabil. Coba bayangkan jika suatu hari kamu mendadak sakit atau perlu biaya darurat lainnya. Tanpa tabungan, kamu akan kewalahan atau terpaksa berutang. Jadi, menabung sebenarnya adalah bentuk perlindungan untuk dirimu sendiri.
Mengubah mindset ini mungkin tidak mudah, tetapi bisa dimulai dengan melihat menabung sebagai investasi bagi masa depanmu. Pikirkan tentang impian yang ingin kamu capai, seperti membeli rumah, memulai usaha, atau sekadar memiliki cadangan dana untuk hari tua. Dengan begitu, kamu akan lebih termotivasi untuk menyisihkan sebagian pendapatan, karena kamu tahu ada tujuan besar yang ingin kamu wujudkan.
3. Kurangnya Edukasi Keuangan Sejak Dini
Di Indonesia, edukasi keuangan masih tergolong kurang, terutama dalam hal mengelola uang dan menabung. Banyak dari kita tumbuh besar tanpa pengetahuan yang memadai tentang bagaimana cara mengatur keuangan secara sehat. Akibatnya, begitu memiliki penghasilan sendiri, kamu mungkin merasa kebingungan dalam mengalokasikan uang.
Padahal, jika sejak dini kita dibekali dengan pemahaman tentang pentingnya menabung dan cara mengelola keuangan, kemungkinan besar kita akan lebih bijaksana dalam mengatur uang saat dewasa. Edukasi keuangan yang kuat bisa membantu seseorang untuk menyadari pentingnya memiliki dana darurat, menghindari utang konsumtif, dan membuat perencanaan keuangan jangka panjang.
Kamu bisa mulai belajar melalui berbagai sumber, seperti buku-buku keuangan, kursus online, atau konten edukasi di media sosial yang membahas manajemen keuangan. Dengan pengetahuan ini, kamu bisa lebih yakin dalam membuat keputusan finansial yang baik dan memahami bahwa menabung adalah hal penting dalam mengelola keuangan.
4. Tidak Ada Rencana Keuangan yang Jelas
Coba perhatikan, seberapa sering kamu merasa uang yang kamu miliki tiba-tiba habis tanpa tahu jelas ke mana perginya? Ini terjadi ketika seseorang tidak memiliki rencana keuangan yang jelas. Tanpa anggaran, uang yang seharusnya bisa dialokasikan untuk menabung sering kali terbuang untuk hal-hal kecil yang sebenarnya tidak terlalu penting.
Sebuah rencana keuangan dapat membantumu mengetahui berapa besar penghasilan yang kamu peroleh dan bagaimana sebaiknya uang tersebut dialokasikan, termasuk berapa persen yang seharusnya ditabung setiap bulan. Sebagai panduan umum, para pakar keuangan merekomendasikan untuk menabung minimal 20% dari pendapatanmu setiap bulan. Namun, kamu bisa memulai dari angka yang lebih kecil dan perlahan meningkatkannya seiring waktu.
Untuk membuat rencana keuangan, kamu bisa menggunakan aplikasi manajemen keuangan atau sekadar mencatat pengeluaran dan pemasukan di buku catatan. Dengan catatan ini, kamu bisa melihat pola pengeluaran dan menilai apakah ada pos-pos yang bisa dihemat demi meningkatkan tabunganmu.
5. Godaan dari Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial juga bisa mempengaruhi keputusanmu dalam menabung. Misalnya, jika teman-teman di sekitarmu memiliki kebiasaan hidup mewah atau sering berkumpul di tempat mahal, kamu mungkin akan tergoda untuk melakukan hal yang sama agar bisa "berbaur." Tekanan semacam ini bisa membuatmu sulit menabung, karena pengeluaran untuk bersosialisasi sering kali tidak terduga dan membengkak.
Namun, kamu tidak perlu merasa harus selalu mengikuti gaya hidup orang lain. Fokuslah pada tujuan keuanganmu sendiri. Ada banyak cara untuk tetap bersosialisasi tanpa harus menguras dompet, seperti memilih tempat yang lebih terjangkau atau mengusulkan aktivitas yang tidak membutuhkan biaya besar.
6. Mengabaikan Manfaat Menabung Jangka Panjang
Menabung tidak hanya memberikan rasa aman finansial, tetapi juga mendukung impian besar yang mungkin ingin kamu capai. Dengan menabung, kamu bisa meraih berbagai tujuan, seperti membeli rumah, mempersiapkan pendidikan anak, atau bahkan merencanakan masa pensiun. Semua impian ini membutuhkan dana yang tidak sedikit, dan menabung adalah langkah pertama untuk mencapainya.
Banyak orang mengabaikan manfaat jangka panjang dari menabung karena fokus pada kebutuhan sekarang. Padahal, semakin dini kamu memulai menabung, semakin besar dampak positifnya di masa depan. Jadi, jangan biarkan kesenangan sementara mengorbankan masa depan yang lebih cerah.
Kesimpulan
Menabung memang terasa berat, tetapi dengan perubahan pola pikir, perencanaan keuangan yang baik, dan pengendalian diri, kebiasaan ini bisa menjadi lebih mudah. Kamu bisa memulai dari langkah kecil, seperti menabung dalam jumlah yang sedikit namun konsisten setiap bulannya. Ingatlah bahwa menabung bukanlah bentuk pengorbanan, melainkan investasi terbaik yang bisa kamu lakukan untuk masa depanmu.
Perubahan kecil dalam gaya hidup, perencanaan yang matang, serta pemahaman akan pentingnya menabung bisa membantu kamu mencapai tujuan finansial. Semakin cepat kamu memulai, semakin baik hasilnya di masa depan. Mari jadikan menabung sebagai bagian dari perjalanan hidup menuju masa depan yang lebih stabil dan bahagia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H