Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Angka Pernikahan di Indonesia Turun dan Apa Akibatnya?

8 November 2024   16:59 Diperbarui: 8 November 2024   17:03 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern ini, semakin banyak generasi muda yang memilih untuk menunda atau bahkan melewatkan fase hidup yang dianggap penting oleh generasi sebelumnya, yaitu pernikahan. Hal ini mencerminkan fenomena sosial baru yang mulai tumbuh di Indonesia, di mana angka pernikahan menurun dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan angka pernikahan ini sangat terasa, terutama di kalangan milenial dan generasi Z yang semakin mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil keputusan untuk menikah. Mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana dampaknya bagi kamu, keluarga, dan masyarakat luas? Mari kita bahas lebih mendalam.

Faktor-Faktor di Balik Penurunan Angka Pernikahan

Pernikahan yang dulu dianggap sebagai tujuan hidup, kini mulai dilihat sebagai pilihan. Banyak alasan yang membuat generasi muda semakin ragu untuk menikah, mulai dari ekonomi hingga pandangan hidup yang berubah. Beberapa faktor utama yang mendorong penurunan angka pernikahan di Indonesia antara lain:

  1. Prioritas Pendidikan dan Karier

    Saat ini, pendidikan dan karier menjadi prioritas utama bagi banyak orang. Mereka tidak hanya melihat pendidikan sebagai langkah untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga sebagai cara untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian finansial. Proses ini memakan waktu, dan sering kali, ketika fokus sudah pada karier, pernikahan bukan lagi prioritas utama. Ketakutan untuk kehilangan kesempatan karier yang sudah dibangun juga menjadi alasan mereka menunda menikah.

  2. Krisis Biaya Hidup dan Standar Ekonomi yang Tinggi

    Biaya hidup yang terus meningkat menjadi tantangan bagi banyak orang. Biaya pernikahan yang mahal, ditambah harga rumah yang semakin tinggi, membuat banyak pasangan muda merasa pernikahan adalah komitmen yang berat secara finansial. Generasi saat ini sadar bahwa pernikahan bukan hanya soal pesta atau legalitas, tetapi juga kesiapan finansial untuk menghadapi berbagai kebutuhan keluarga. Alasan ekonomi inilah yang kerap menjadi hambatan utama bagi mereka yang ingin menikah.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun