Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harus Tahu! Ternyata Ini Alasan Pria Menunda Menikah

6 November 2024   14:56 Diperbarui: 6 November 2024   15:04 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, tren menunda pernikahan menjadi semakin lazim, khususnya di kalangan pria. Jika dulu menikah di usia 20-an dianggap wajar, kini usia 30-an dianggap sebagai masa yang lebih ideal bagi sebagian pria. Mengapa ini terjadi? Alasannya sering kali berakar pada kebutuhan untuk mencapai stabilitas finansial dan kemapanan karir sebelum membangun keluarga. 

Namun, sebenarnya ada lebih banyak faktor yang mendorong pria untuk memilih menunda pernikahan. Artikel ini akan mengulas lebih dalam alasan-alasan ini agar kamu bisa memahami pandangan pria yang lebih kompleks dan komprehensif.

1. Stabilitas Finansial Wajib Sebelum Menikah

Pernikahan bukan hanya tentang cinta dan komitmen, tetapi juga soal finansial. Bagi pria, memiliki kondisi keuangan yang mapan dianggap sebagai salah satu fondasi penting dalam membangun rumah tangga. Sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, banyak pria merasa perlu menyiapkan dana yang cukup, baik untuk biaya pernikahan itu sendiri, maupun untuk kebutuhan hidup setelah menikah.

Biaya pernikahan di Indonesia cukup tinggi, terutama jika melibatkan pesta besar yang menjadi tradisi di banyak daerah. Biaya ini belum termasuk persiapan tempat tinggal yang layak, seperti membeli rumah atau menyewa apartemen, serta menyiapkan dana untuk kebutuhan sehari-hari. Pria merasa berkewajiban untuk bisa memberikan kestabilan finansial agar keluarga yang akan mereka bangun tidak menghadapi tekanan ekonomi.

Selain itu, sebagian pria juga ingin membayar utang pendidikan atau membangun tabungan dan investasi terlebih dahulu. Mereka menyadari bahwa tanggung jawab keuangan dalam pernikahan sangat besar dan membutuhkan perencanaan jangka panjang. Dengan menunda menikah, mereka berharap dapat mencapai titik di mana mereka merasa cukup nyaman dan siap secara finansial untuk menjalani kehidupan keluarga.

2. Karir yang Mencapai Titik Mapan

Bagi pria, karir sering kali dianggap sebagai identitas dan sumber kebanggaan diri. Tak jarang, pria merasa bahwa sebelum menikah, mereka harus memastikan bahwa karir mereka sudah berada pada posisi yang stabil. Dengan semakin ketatnya persaingan di dunia kerja, mereka merasa perlu untuk mengutamakan pengembangan diri dan mengumpulkan pengalaman kerja terlebih dahulu.

Misalnya, seorang pria mungkin berambisi untuk mencapai posisi manajerial atau mendapatkan gaji yang cukup tinggi sebelum menikah. Hal ini dirasa penting, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa menikah dalam kondisi karir yang belum mapan bisa mengganggu keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. 

Mengorbankan waktu dan fokus karir demi kehidupan keluarga dianggap belum sesuai, terutama jika mereka masih dalam tahap awal atau pertengahan karir yang membutuhkan komitmen tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun