Kaum ekonomi menengah adalah kelompok yang sering kali memiliki pendapatan terbatas namun dengan banyak kebutuhan yang juga mendesak. Tanpa perencanaan finansial yang matang, mereka lebih rentan tergiur oleh solusi instan yang ditawarkan pinjol. Beberapa alasan yang membuat kaum ini mudah terjebak antara lain:
Kurangnya Literasi Keuangan
Banyak orang yang masih kurang memahami konsep bunga, tenor, dan dampak jangka panjang dari pinjaman berbunga tinggi. Menurut sebuah survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sekitar 60% masyarakat Indonesia belum memiliki literasi keuangan yang memadai. Hal ini menyebabkan sebagian besar peminjam kurang sadar akan risiko yang dihadapi saat meminjam uang dari platform pinjol. Akibatnya, banyak yang terjebak dalam skema utang yang makin menumpuk setiap bulannya.Kebutuhan Mendesak Tanpa Cadangan Dana
Kaum ekonomi menengah biasanya memiliki pendapatan bulanan yang pas-pasan, sehingga sulit bagi mereka untuk menyisihkan tabungan. Ketika kebutuhan mendesak seperti biaya sekolah anak, perawatan kesehatan, atau renovasi rumah datang, mereka tidak memiliki dana cadangan yang cukup untuk menghadapinya. Pinjol yang menawarkan akses dana cepat menjadi pilihan yang dianggap paling praktis, meskipun mahal.-
Pengaruh Iklan yang Menyesatkan
Saat ini, banyak iklan pinjol yang menyajikan pinjaman sebagai solusi instan yang mudah dan tanpa risiko. Iklan ini kerap kali memikat mereka yang membutuhkan dana, tanpa mengungkapkan risiko bunga tinggi dan biaya administrasi tersembunyi. Iklan yang terlihat di media sosial atau aplikasi sering kali menampilkan iming-iming tanpa agunan dan proses yang cepat, sehingga banyak orang terjebak tanpa memahami beban cicilan ke depannya.
Dampak Terjebak dalam Siklus Utang Pinjaman Online
Terjebak dalam pinjaman online dapat memberikan berbagai dampak negatif, baik secara finansial, mental, maupun sosial. Berikut beberapa dampak utama yang dirasakan oleh mereka yang terjebak dalam pinjol:
Kesulitan Finansial yang Berkepanjangan
Utang yang makin menumpuk disertai dengan bunga yang tinggi membuat banyak orang sulit melunasi kewajibannya. Bunga yang tinggi menyebabkan jumlah pembayaran bulanan makin membengkak, sehingga sebagian besar pemasukan hanya habis untuk melunasi pinjol. Kondisi ini kerap menyebabkan krisis keuangan yang berkepanjangan, bahkan mengakibatkan kemiskinan.Gangguan Kesehatan Mental
Tekanan dari pinjol tak hanya datang dari bunga yang terus menumpuk, tetapi juga dari cara penagihan yang kerap intimidatif. Banyak kasus di mana peminjam merasa tertekan secara mental akibat ancaman atau intimidasi dari pihak penagih. Penagihan yang tak kenal waktu, bahkan dengan ancaman menyebarkan data pribadi, menyebabkan stres dan kecemasan. Hal ini tentu berdampak buruk bagi kesehatan mental, produktivitas kerja, dan hubungan sosial mereka.Dampak pada Kehidupan Sosial dan Reputasi
Banyak pinjol yang mengambil data pribadi peminjam, termasuk kontak telepon dan akses ke galeri foto. Beberapa di antaranya bahkan mengancam akan menghubungi keluarga, teman, atau kerabat peminjam jika pinjaman tidak dibayar. Hal ini jelas merusak reputasi sosial dan hubungan pribadi, serta menimbulkan rasa malu yang mendalam.