Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kaum Ekonomi Menengah Terjebak Pinjol, Mengapa Bisa Terjadi?

30 Oktober 2024   08:06 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:14 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaum ekonomi menengah adalah kelompok yang sering kali memiliki pendapatan terbatas namun dengan banyak kebutuhan yang juga mendesak. Tanpa perencanaan finansial yang matang, mereka lebih rentan tergiur oleh solusi instan yang ditawarkan pinjol. Beberapa alasan yang membuat kaum ini mudah terjebak antara lain:

  1. Kurangnya Literasi Keuangan
    Banyak orang yang masih kurang memahami konsep bunga, tenor, dan dampak jangka panjang dari pinjaman berbunga tinggi. Menurut sebuah survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sekitar 60% masyarakat Indonesia belum memiliki literasi keuangan yang memadai. Hal ini menyebabkan sebagian besar peminjam kurang sadar akan risiko yang dihadapi saat meminjam uang dari platform pinjol. Akibatnya, banyak yang terjebak dalam skema utang yang makin menumpuk setiap bulannya.

  2. Kebutuhan Mendesak Tanpa Cadangan Dana
    Kaum ekonomi menengah biasanya memiliki pendapatan bulanan yang pas-pasan, sehingga sulit bagi mereka untuk menyisihkan tabungan. Ketika kebutuhan mendesak seperti biaya sekolah anak, perawatan kesehatan, atau renovasi rumah datang, mereka tidak memiliki dana cadangan yang cukup untuk menghadapinya. Pinjol yang menawarkan akses dana cepat menjadi pilihan yang dianggap paling praktis, meskipun mahal.

  3. Pengaruh Iklan yang Menyesatkan
    Saat ini, banyak iklan pinjol yang menyajikan pinjaman sebagai solusi instan yang mudah dan tanpa risiko. Iklan ini kerap kali memikat mereka yang membutuhkan dana, tanpa mengungkapkan risiko bunga tinggi dan biaya administrasi tersembunyi. Iklan yang terlihat di media sosial atau aplikasi sering kali menampilkan iming-iming tanpa agunan dan proses yang cepat, sehingga banyak orang terjebak tanpa memahami beban cicilan ke depannya.

Dampak Terjebak dalam Siklus Utang Pinjaman Online

Terjebak dalam pinjaman online dapat memberikan berbagai dampak negatif, baik secara finansial, mental, maupun sosial. Berikut beberapa dampak utama yang dirasakan oleh mereka yang terjebak dalam pinjol:

  1. Kesulitan Finansial yang Berkepanjangan
    Utang yang makin menumpuk disertai dengan bunga yang tinggi membuat banyak orang sulit melunasi kewajibannya. Bunga yang tinggi menyebabkan jumlah pembayaran bulanan makin membengkak, sehingga sebagian besar pemasukan hanya habis untuk melunasi pinjol. Kondisi ini kerap menyebabkan krisis keuangan yang berkepanjangan, bahkan mengakibatkan kemiskinan.

  2. Gangguan Kesehatan Mental
    Tekanan dari pinjol tak hanya datang dari bunga yang terus menumpuk, tetapi juga dari cara penagihan yang kerap intimidatif. Banyak kasus di mana peminjam merasa tertekan secara mental akibat ancaman atau intimidasi dari pihak penagih. Penagihan yang tak kenal waktu, bahkan dengan ancaman menyebarkan data pribadi, menyebabkan stres dan kecemasan. Hal ini tentu berdampak buruk bagi kesehatan mental, produktivitas kerja, dan hubungan sosial mereka.

  3. Dampak pada Kehidupan Sosial dan Reputasi
    Banyak pinjol yang mengambil data pribadi peminjam, termasuk kontak telepon dan akses ke galeri foto. Beberapa di antaranya bahkan mengancam akan menghubungi keluarga, teman, atau kerabat peminjam jika pinjaman tidak dibayar. Hal ini jelas merusak reputasi sosial dan hubungan pribadi, serta menimbulkan rasa malu yang mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun