Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kaum Ekonomi Menengah Terjebak Pinjol, Mengapa Bisa Terjadi?

30 Oktober 2024   08:06 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:14 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pinjaman online (pinjol) belakangan ini makin populer di kalangan masyarakat, terutama di antara kelompok ekonomi menengah. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, mulai dari akses cepat, syarat yang ringan, hingga pencairan dana tanpa agunan, pinjol tampak seperti solusi instan bagi yang membutuhkan dana darurat.

 Namun, di balik semua itu, pinjaman online memiliki risiko yang tidak sedikit. 

Banyak orang yang akhirnya terjebak dalam utang berbunga tinggi, bahkan merasa terintimidasi oleh tekanan penagihan. Mengapa kaum ekonomi menengah menjadi kelompok yang paling rentan? Apa saja dampak dari fenomena ini, dan bagaimana cara mengatasinya?

 Sekilas Solusi Cepat, tapi Membahayakan

Kebutuhan ekonomi bagi kaum menengah sering kali mendesak. Dari kebutuhan mendadak seperti biaya kesehatan, pendidikan anak, hingga perbaikan rumah, kebutuhan tersebut kerap hadir tanpa perencanaan sebelumnya. 

Sayangnya, dengan pendapatan yang terbatas, tidak semua orang mampu menyisihkan tabungan untuk kebutuhan mendadak seperti ini. Di sinilah pinjaman online hadir sebagai solusi "kilat". Hanya dengan beberapa kali klik pada aplikasi, dana yang dibutuhkan langsung tersedia.

Namun, meski terlihat mudah dan instan, pinjol memiliki banyak konsekuensi finansial. Rata-rata, pinjaman online menetapkan suku bunga yang sangat tinggi, mulai dari 20% hingga bahkan 40% per bulan. 

Berbeda dengan pinjaman bank atau koperasi yang umumnya memiliki suku bunga tahunan yang lebih rendah, pinjol sering kali menumpuk bunga bulanan yang menekan peminjam. 

Banyak peminjam yang akhirnya menggunakan pinjol lain untuk menutupi pinjaman pertama. Siklus ini terus berulang hingga jumlah utang bertambah dan menjadi sulit dilunasi.

Mengapa Kaum Ekonomi Menengah Rentan Terjebak Pinjol?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun