Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Indonesia Darurat Baca dan Tulis, Tantangan yang Harus Segera di Atasi

29 Oktober 2024   08:09 Diperbarui: 29 Oktober 2024   08:25 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Membaca.Pixabay.com/sasint

Salah satu dampak lainnya adalah ketertinggalan dalam bidang ekonomi. Ketika generasi muda Indonesia tidak memiliki kemampuan literasi yang memadai, hal ini akan membatasi potensi inovasi dan kreativitas mereka dalam dunia kerja. 

Bahkan, menurut McKinsey Global Institute, keterampilan literasi yang rendah dapat mengurangi produktivitas kerja hingga 50%, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Penyebab Rendahnya Kemampuan Baca dan Tulis di Kalangan Anak

Sebenarnya, ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya literasi anak-anak di Indonesia. Berikut adalah beberapa penyebab utama yang sering ditemui di lapangan:

  1. Kurangnya Akses ke Buku dan Sumber Bacaan Berkualitas Tidak semua anak di Indonesia memiliki akses yang mudah ke buku-buku berkualitas. Di daerah perkotaan mungkin akses lebih mudah, tetapi di daerah-daerah pelosok, anak-anak sering kali harus berjalan jauh hanya untuk menemukan buku. Selain itu, harga buku yang mahal membuat banyak keluarga memilih untuk tidak membeli buku, terutama mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi.

  2. Pengaruh Teknologi dan Media Sosial Kehadiran gawai, seperti ponsel pintar dan tablet, juga menjadi tantangan tersendiri. Alih-alih membaca buku atau menulis, banyak anak sekarang lebih tertarik bermain gim atau menonton video di media sosial. Teknologi memang memiliki banyak manfaat, tetapi penggunaan yang tidak terkendali dapat mengalihkan anak dari kebiasaan membaca dan menulis.

  3. Kurangnya Dukungan dari Lingkungan dan Orang Tua Lingkungan keluarga adalah pondasi pertama dan utama dalam pembentukan karakter anak, termasuk dalam hal literasi. Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari pentingnya menanamkan minat baca pada anak. Banyak orang tua yang terlalu sibuk sehingga tidak sempat mendampingi anak mereka dalam membaca atau menulis.

  4. Metode Pembelajaran yang Kurang Menarik Cara mengajar yang kurang interaktif dan menarik sering kali membuat anak-anak merasa bosan. Pembelajaran literasi seharusnya bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan, di mana anak tidak hanya belajar mengeja atau menulis kata-kata, tetapi juga memahami makna dari apa yang mereka baca.

Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Anak Indonesia

Menanggulangi krisis literasi ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, lembaga pendidikan, maupun orang tua. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun