Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Politik Hijau untuk Sumut yang Lebih Lestari, Bagaimana Mewujudkannya?

25 Oktober 2024   13:35 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:35 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah perkembangan zaman, Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami perubahan yang pesat, terutama dalam sektor industri dan pembangunan. Provinsi ini terkenal kaya dengan sumber daya alam, mulai dari hutan hujan tropis yang luas, sungai-sungai besar, hingga beragam satwa endemik yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, sayangnya, kekayaan ini diimbangi oleh risiko yang besar terhadap kerusakan lingkungan. Maraknya penebangan hutan, alih fungsi lahan, dan pencemaran limbah industri mengancam keberlangsungan lingkungan alam di Sumut. Untuk itulah politik hijau hadir sebagai sebuah solusi yang diharapkan mampu menjadi jawaban atas persoalan ini. Politik hijau adalah pendekatan kebijakan yang berfokus pada keberlanjutan dan konservasi lingkungan.

Pentingnya Politik Hijau untuk Masa Depan Sumut

Politik hijau bukan hanya sekadar tren atau slogan. Ini adalah gerakan dan rangkaian kebijakan yang mengutamakan keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan. Di Sumut, ancaman terhadap kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati menjadi isu yang semakin serius. Salah satu contoh nyata adalah degradasi hutan akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit yang terus meningkat. Menurut data dari World Resources Institute, Sumatera kehilangan sekitar 5,2 juta hektare hutan primer antara tahun 2001 hingga 2019, dan sebagian besar kerusakan ini terjadi akibat pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian.

Kerusakan hutan ini berdampak langsung pada habitat satwa langka seperti orangutan dan harimau Sumatra. Ketika hutan dihancurkan, satwa-satwa ini kehilangan tempat tinggal dan sumber makanannya, sehingga mereka terancam punah. Politik hijau menawarkan pendekatan yang fokus pada perlindungan habitat alami dan pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana. Dalam konteks Sumut, politik hijau ini sangatlah penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem, meminimalkan dampak perubahan iklim, serta melindungi kekayaan alam yang menjadi aset berharga bagi provinsi ini.

Bagaimana Politik Hijau Dapat Diimplementasikan di Sumut?

Politik hijau bukan hanya soal regulasi di atas kertas, tetapi harus diimplementasikan secara konkret dalam setiap aspek pembangunan. Ada beberapa langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan politik hijau dalam kebijakan publik dan kehidupan sehari-hari masyarakat Sumut.

  1. Perencanaan Tata Ruang yang Berwawasan Lingkungan
    Sumut perlu memiliki perencanaan tata ruang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tata ruang ini harus mencakup ruang terbuka hijau yang memadai, pengaturan lahan untuk pemukiman dan perkebunan, serta area konservasi yang terjaga. Pemerintah juga harus tegas dalam mengawasi pelaksanaan tata ruang ini agar tidak ada pelanggaran atau alih fungsi lahan tanpa izin. Misalnya, perluasan kawasan industri atau perkebunan harus melalui analisis dampak lingkungan yang ketat dan mempertimbangkan aspek sosial dan ekologis.

  2. Pengembangan Energi Terbarukan
    Saat ini, Sumut masih bergantung pada energi fosil yang berdampak negatif pada lingkungan. Dengan potensi sumber daya alam yang dimilikinya, Sumut sebenarnya memiliki peluang besar untuk mengembangkan energi terbarukan seperti tenaga air, tenaga angin, dan tenaga surya. Di wilayah pedesaan, energi surya misalnya, dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada listrik berbahan bakar fosil. Jika diimplementasikan secara masif, energi terbarukan ini akan mengurangi emisi karbon dan memperpanjang usia lingkungan Sumut.

  3. Pengelolaan Limbah yang Teratur dan Berkelanjutan
    Limbah dari rumah tangga dan industri merupakan salah satu masalah besar di Sumut. Limbah plastik, misalnya, mencemari sungai dan danau yang ada, merusak ekosistem perairan, serta berdampak buruk pada kesehatan masyarakat. Penerapan sistem pengelolaan limbah yang efektif dan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya mengurangi sampah plastik sangatlah penting. Pemerintah perlu memberikan fasilitas daur ulang yang memadai dan mengimplementasikan program bank sampah di berbagai daerah agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan limbah.

Peran Masyarakat dalam Politik Hijau

Politik hijau tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pihak industri, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Edukasi tentang lingkungan harus menjadi prioritas agar masyarakat memahami bagaimana tindakan kecil mereka dapat berkontribusi dalam pelestarian alam. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat dalam mendukung politik hijau di Sumut:

  1. Pengurangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai
    Penggunaan plastik sekali pakai menjadi masalah besar di Indonesia, termasuk di Sumut. Masyarakat bisa berperan aktif dalam mengurangi penggunaan plastik, misalnya dengan membawa tas belanja sendiri atau menggunakan produk-produk yang dapat didaur ulang. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga mendorong industri untuk memproduksi barang-barang yang lebih ramah lingkungan.

  2. Mengikuti Program Penghijauan
    Program penghijauan seperti penanaman pohon dapat membantu mengurangi polusi udara dan menjaga kelestarian tanah. Masyarakat dapat turut serta dalam program penghijauan yang dilakukan oleh pemerintah maupun organisasi swadaya. Dengan menanam lebih banyak pohon, kualitas udara akan meningkat dan lingkungan akan terasa lebih sejuk dan nyaman.

  3. Mendukung Produk Ramah Lingkungan
    Masyarakat juga bisa mendukung gerakan politik hijau dengan memilih produk-produk yang ramah lingkungan, seperti bahan makanan organik atau produk rumah tangga yang terbuat dari bahan alami. Semakin banyak masyarakat yang peduli dan membeli produk ramah lingkungan, semakin besar pula dampak positifnya terhadap kelestarian alam.

Tantangan Implementasi Politik Hijau di Sumut

Meski politik hijau memiliki tujuan yang mulia, penerapannya di Sumut bukan tanpa tantangan. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam upaya mewujudkan Sumut yang lebih hijau dan berkelanjutan, antara lain:

  1. Minimnya Penegakan Hukum yang Tegas
    Meski peraturan lingkungan sudah ada, penegakannya di lapangan sering kali masih lemah. Banyak kasus perambahan hutan yang tidak ditindak tegas, atau pelaku pencemaran lingkungan yang lolos dari hukuman. Padahal, tanpa adanya penegakan hukum yang tegas, pelanggaran terhadap lingkungan akan terus terjadi.

  2. Korupsi dan Konflik Kepentingan
    Korupsi dan tumpang tindih kepentingan antara pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi tantangan besar dalam pelaksanaan politik hijau. Banyak izin pembukaan lahan yang dikeluarkan tanpa memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, transparansi dalam pengelolaan lingkungan sangat diperlukan agar tidak ada pihak yang dirugikan, terutama lingkungan itu sendiri.

  3. Keterbatasan Anggaran
    Mengimplementasikan politik hijau membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari pengembangan energi terbarukan, pengelolaan limbah, hingga edukasi lingkungan, semuanya memerlukan dana yang besar. Pemerintah daerah sering kali menghadapi keterbatasan anggaran dalam menjalankan program-program tersebut.

Menuju Sumut yang Lebih Hijau dan Berkelanjutan

Politik hijau di Sumatera Utara bukan hanya sekadar wacana atau slogan, tetapi sebuah visi untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Dengan perencanaan tata ruang yang tepat, pengembangan energi terbarukan, serta peningkatan kesadaran masyarakat, Sumut memiliki potensi besar untuk menjadi provinsi yang lebih hijau dan lestari. Langkah-langkah seperti memperluas ruang terbuka hijau, mengurangi emisi karbon, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam pelestarian lingkungan merupakan upaya penting menuju perubahan yang nyata.

Kesimpulan

Politik hijau bukan sekadar kebijakan, melainkan komitmen kita semua untuk menjaga alam agar tetap lestari. Sumatera Utara yang lebih hijau bukan hanya mimpi, tetapi bisa menjadi kenyataan jika kita semua pemerintah, masyarakat, dan industri bekerja sama. Dengan politik hijau, kita tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati kekayaan alam yang sama. Mari kita wujudkan Sumut yang lebih hijau, demi masa depan yang lebih baik bagi semua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun