Isu ketahanan pangan semakin menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir, terutama akibat perubahan iklim, urbanisasi, dan krisis pangan global yang semakin mengancam. Indonesia, sebagai negara agraris, seharusnya memiliki potensi besar untuk mandiri dalam hal pangan.Â
Namun, kenyataannya, ketergantungan pada impor pangan masih sangat tinggi. Salah satu solusi yang bisa kamu lakukan adalah dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk berkebun. Meski terdengar sederhana, langkah ini bisa berdampak besar bagi ketahanan pangan, terutama di tingkat rumah tangga dan masyarakat lokal.
Berkebun di pekarangan rumah bukanlah hal yang baru, tetapi masih banyak yang meremehkan manfaat besar di balik aktivitas ini. Dengan berkebun, kamu bisa menanam berbagai jenis tanaman pangan, seperti sayuran, buah-buahan, atau bahkan rempah-rempah yang digunakan sehari-hari.Â
Hasilnya, kamu tidak hanya menghemat pengeluaran, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan keluarga. Dalam kondisi tertentu, Â banyak orang yang kesulitan mengakses bahan pangan segar. Dalam situasi seperti ini, memiliki kebun sendiri bisa menjadi penyelamat.
1. Manfaat Ekonomi dari Berkebun di Rumah
Salah satu alasan utama mengapa berkebun di pekarangan rumah penting adalah karena manfaat ekonominya yang nyata. Dengan menanam sendiri kebutuhan pangan, kamu bisa menghemat pengeluaran rumah tangga.Â
Misalnya, menanam sayuran seperti kangkung, bayam, atau cabai di pekarangan bisa mengurangi kebutuhan membeli di pasar, yang harganya bisa fluktuatif. Dalam jangka panjang, penghematan ini akan sangat terasa, terutama jika harga bahan pangan naik akibat inflasi atau gangguan rantai pasokan.
Sebagai contoh, seorang ibu rumah tangga di Bandung yang rajin berkebun di pekarangannya bisa mengurangi pengeluaran hingga 30% untuk kebutuhan sayuran dan buah-buahan.Â
Tidak hanya itu, hasil kebunnya yang berlimpah juga ia bagikan ke tetangga atau bahkan dijual dengan harga lebih murah dibandingkan di pasar. Dari sini, kamu bisa melihat bahwa berkebun tidak hanya membantu ketahanan pangan keluarga, tetapi juga bisa menjadi sumber penghasilan tambahan.
2. Berkontribusi pada Ketahanan Pangan Lokal