Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lembur Tanpa Dibayar, Bentuk Loyalitas atau Eksploitasi?

21 Oktober 2024   17:48 Diperbarui: 22 Oktober 2024   18:19 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ruang Kerja.Pixabay.com

Di sisi lain, mereka juga berharap dengan lembur, mereka bisa mendapatkan pengakuan dari atasan, meningkatkan reputasi di mata perusahaan, atau bahkan membuka peluang kenaikan jabatan di masa depan.

Misalnya, seorang karyawan yang bekerja di perusahaan startup mungkin terbiasa bekerja hingga larut malam untuk mengejar target yang tinggi.

Mereka merasa bahwa lembur adalah bagian dari perjalanan untuk mencapai kesuksesan bersama perusahaan. Di sinilah loyalitas muncul sebagai bentuk pengorbanan.

Namun, apakah benar loyalitas harus diukur dari seberapa banyak waktu yang dihabiskan di luar jam kerja tanpa kompensasi yang setimpal?

Ketika Lembur Menjadi Eksploitasi

Di balik citra loyalitas tersebut, sering kali terselip bentuk perundungan atau tekanan yang tidak disadari oleh karyawan.

Lembur tanpa bayaran bisa berubah menjadi praktik eksploitasi, terutama ketika perusahaan menuntut karyawan untuk terus bekerja melebihi batas waktu tanpa memberikan imbalan yang pantas. Jika dilakukan terus-menerus, hal ini bisa menyebabkan burnout atau kelelahan yang parah. 

Karyawan yang mengalami tekanan semacam ini mungkin merasa terjebak dalam situasi di mana mereka tidak bisa menolak lembur karena khawatir dianggap tidak produktif, kurang loyal, atau bahkan kehilangan pekerjaan.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO), pekerja yang terus-menerus lembur tanpa bayaran berisiko mengalami gangguan kesehatan mental, seperti stres kronis, kecemasan, dan depresi.

Dampak negatif ini tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh perusahaan. Karyawan yang lelah dan tidak mendapatkan kompensasi yang sesuai cenderung mengalami penurunan produktivitas, yang pada akhirnya merugikan perusahaan secara keseluruhan.

Salah satu contoh nyata yang sering terjadi adalah ketika perusahaan memberikan beban kerja yang terlalu besar, yang memaksa karyawan untuk menyelesaikannya di luar jam kerja resmi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun