Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Status Pengangguran adalah Beban Psikologis yang Tak Bisa Diremehkan

11 Oktober 2024   13:38 Diperbarui: 11 Oktober 2024   13:45 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Depresi Karena Kehilangan Pekerjaan. Pixabay.com/2857440 

Pengangguran adalah sebuah kenyataan yang menyakitkan bagi banyak orang. Meskipun sering dianggap sebagai masalah ekonomi semata, kenyataannya pengangguran memiliki dampak psikologis yang jauh lebih dalam dan kompleks. Seseorang yang menganggur tidak hanya kehilangan penghasilan, tetapi juga kehilangan rasa percaya diri, harga diri, dan makna dalam hidupnya. Dalam konteks masyarakat modern yang menilai produktivitas sebagai ukuran keberhasilan, menjadi penganggur sering kali dirasakan sebagai beban berat yang tak terkatakan. Fenomena ini membawa pengaruh besar terhadap kesehatan mental, sehingga membuat status pengangguran menjadi lebih dari sekadar masalah ekonomi.

Dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan tidak hanya memberikan penghasilan, tetapi juga struktur, rutinitas, dan identitas. Ketika seseorang kehilangan pekerjaan atau tidak dapat menemukan pekerjaan, mereka kehilangan elemen penting dari identitas mereka. Ini menimbulkan perasaan gagal, yang jika tidak dikelola dengan baik, bisa berujung pada depresi. Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA), pengangguran dapat meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi, kecemasan, bahkan pada beberapa kasus ekstrim, menyebabkan pikiran untuk bunuh diri.

Bagi banyak orang, pekerjaan adalah sumber utama untuk menjaga harga diri dan rasa memiliki. Ketika kamu memiliki pekerjaan, kamu merasa bahwa kamu memiliki tujuan dan kontribusi dalam masyarakat. Namun, ketika status pengangguran mulai melekat, kamu mungkin mulai merasa tidak berguna. Hal ini sering kali diperburuk oleh stigma sosial yang melekat pada pengangguran, di mana masyarakat cenderung mengasosiasikan seseorang yang tidak bekerja dengan kemalasan atau ketidakmampuan. Padahal, situasi pengangguran sering kali di luar kendali individu itu sendiri, misalnya akibat pemutusan hubungan kerja massal, ketidaksesuaian kualifikasi, atau kondisi ekonomi global yang sedang lesu.

Perasaan tidak berharga ini semakin lama bisa berkembang menjadi perasaan malu dan kehilangan motivasi. Banyak pengangguran yang akhirnya merasa terjebak dalam lingkaran setan. Ketika merasa tidak memiliki tujuan atau kehilangan harapan, upaya untuk mencari pekerjaan menjadi lebih sulit. Sebuah studi yang dilakukan oleh Journal of Health Economics menunjukkan bahwa semakin lama seseorang berada dalam status pengangguran, semakin besar kemungkinan mereka mengalami kemunduran dalam kesehatan mental dan fisik. Efek domino ini memperparah masalah, menciptakan sebuah siklus ketidakberdayaan yang sangat sulit diputus.

Tak hanya itu, pengangguran juga sering kali menjadi sumber stres yang kronis. Ketidakpastian masa depan dan kekhawatiran akan bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-hari bisa memicu tekanan mental yang berat. Tekanan ini sering kali bukan hanya berasal dari dalam diri, tetapi juga dari lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan teman. Kamu mungkin merasakan tekanan dari keluarga untuk segera menemukan pekerjaan, atau bahkan merasa dibandingkan dengan orang lain yang sukses dalam karir mereka. Hal ini bisa menimbulkan rasa malu, cemas, dan takut akan penolakan, yang kemudian memperburuk kondisi psikologis.

Menurut World Health Organization (WHO), stres yang berkepanjangan akibat pengangguran dapat memicu berbagai masalah kesehatan fisik, seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Dalam jangka panjang, stres ini juga bisa memperparah kondisi mental, mengakibatkan gangguan kecemasan yang lebih serius, hingga menyebabkan depresi berat. Sayangnya, banyak pengangguran yang merasa malu untuk mencari bantuan profesional, baik itu konseling psikologis atau dukungan dari keluarga dan teman.

Selain dampak pribadi, pengangguran juga bisa memengaruhi hubungan sosial seseorang. Pengangguran sering kali membuat seseorang menarik diri dari interaksi sosial. Kamu mungkin merasa tidak nyaman dalam lingkungan yang dipenuhi dengan orang-orang yang sukses dalam karir mereka. Kamu mungkin merasa tidak memiliki kisah sukses atau pencapaian untuk diceritakan, sehingga memilih untuk menarik diri dari pergaulan. Ketika isolasi sosial ini terus berlanjut, seseorang yang menganggur bisa terjebak dalam perasaan kesepian yang mendalam, yang pada gilirannya memperburuk kondisi mental mereka.

Contoh konkret yang bisa dijadikan rujukan adalah cerita seorang pria bernama Anton (nama samaran), yang kehilangan pekerjaannya saat pandemi COVID-19 melanda. Anton merasa bahwa kehidupannya runtuh ketika ia diberhentikan dari pekerjaannya sebagai teknisi di sebuah perusahaan swasta. Selama enam bulan tanpa pekerjaan, Anton mengalami kecemasan, kehilangan rasa percaya diri, dan mulai menjauh dari teman-temannya. "Saya merasa malu. Setiap kali bertemu teman, saya merasa tidak berharga karena tidak bekerja," katanya. Situasi ini semakin memperburuk kondisi mentalnya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari bantuan psikolog. Dengan terapi, Anton berhasil memulihkan kondisi mentalnya dan kembali menemukan makna dalam hidupnya, meskipun ia masih mencari pekerjaan.

Apa yang dialami Anton bukanlah kasus yang jarang terjadi. Banyak orang yang berada dalam posisi serupa, di mana kehilangan pekerjaan menyebabkan mereka merasa kehilangan arah dan tujuan hidup. Inilah sebabnya penting untuk diingat bahwa pengangguran adalah masalah yang harus ditangani dengan pendekatan komprehensif. Tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi psikologis. 

Untuk mengatasi dampak psikologis dari pengangguran, ada beberapa langkah yang bisa diambil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun