Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Seni Lepas dari Masa Lalu, Kunci untuk Menjalani Hidup Lebih Bahagia

6 Oktober 2024   19:12 Diperbarui: 6 Oktober 2024   19:16 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bebas dari Beban Masa Lalu. Pixabay.com/Mohamed_hassan 

Sebagai contoh, seorang rekan kerja mungkin pernah berbuat tidak adil kepadamu di tempat kerja, hal itu mungkin menyebabkan kamu kehilangan kesempatan promosi. Jika kamu terus-menerus menyimpan dendam, hal itu hanya akan membebani mentalmu dan memperkeruh suasana kerja. Namun, dengan memaafkan, kamu bisa kembali fokus pada perkembangan kariermu tanpa merasa terganggu oleh rasa sakit hati. Melepaskan rasa dendam memungkinkan kamu untuk melangkah maju dan menciptakan peluang baru bagi diri sendiri.

Hidup di Masa Kini dan Jangan Terbeban Masa Lalu

Salah satu kunci penting dalam seni melepaskan masa lalu adalah kemampuan untuk hidup di masa kini. Banyak orang yang terjebak dalam nostalgia atau trauma, sehingga melupakan pentingnya menikmati setiap momen yang ada di hadapan mereka. Padahal, hidup di masa sekarang adalah cara terbaik untuk merasakan kebahagiaan yang sejati.

Menurut psikolog, Dr. Ellen Langer, fokus pada masa kini atau mindfulness adalah salah satu teknik efektif untuk meningkatkan kesejahteraan emosional. Hidup di masa kini berarti kamu memberikan perhatian penuh pada apa yang sedang terjadi saat ini, tanpa terikat oleh masa lalu atau cemas terhadap masa depan. Ini memberikan kebebasan bagi pikiran untuk merasakan kebahagiaan yang sebenarnya dan memperbaiki kualitas hidup.

Bayangkan jika kamu terus-terusan memikirkan masa lalu, kamu tidak akan bisa menikmati momen-momen kecil seperti secangkir kopi di pagi hari atau obrolan hangat dengan teman-teman. Padahal, momen-momen ini yang membuat hidup terasa lebih berarti. Dengan fokus pada masa kini, kamu tidak hanya menciptakan kebahagiaan untuk dirimu sendiri, tetapi juga membangun hubungan yang lebih bermakna dengan orang-orang di sekitarmu.

\

Masa Lalu Bukan Identitas, Tapi Pelajaran

Salah satu kesalahan besar yang sering kita lakukan adalah membiarkan masa lalu mendefinisikan siapa diri kita saat ini. Seseorang yang pernah mengalami kegagalan dalam karier mungkin merasa dirinya tidak kompeten atau tidak layak mendapatkan kesuksesan. Padahal, masa lalu seharusnya tidak menjadi penentu identitas kita. Masa lalu hanyalah bagian dari perjalanan hidup yang memberi kita pelajaran berharga.

Sebagai contoh, Thomas Edison, penemu bola lampu, pernah mengalami ribuan kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil menciptakan inovasi besar. Bayangkan jika Edison terjebak dalam kegagalan masa lalunya dan menyerah. Dunia mungkin tidak akan pernah merasakan manfaat dari penemuan cemerlangnya. Hal ini menunjukkan bahwa kegagalan atau pengalaman buruk di masa lalu seharusnya dilihat sebagai batu loncatan menuju kesuksesan, bukan penghalang.

Lepas dari Masa lalu  Proses yang Membutuhkan Waktu

Penting untuk diingat bahwa melepaskan masa lalu adalah sebuah proses. Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam. Kamu mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun untuk benar-benar bisa melepaskan dan berdamai dengan masa lalu. Namun, dengan tekad dan kesabaran, setiap orang bisa melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun