Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Diskon Tanggal Kembar Buat Lupa Diri, Fenomena Doom Spending yang Sulit Dibendung

2 Oktober 2024   07:50 Diperbarui: 2 Oktober 2024   11:22 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah survei dari Lembaga Riset Konsumen Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan bahwa 64% konsumen yang berbelanja di acara diskon besar seperti 11.11 dan 12.12 mengaku membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Sebagian besar dari mereka juga menyatakan menyesal setelah melihat tagihan yang membengkak. Ini adalah bukti konkret bahwa doom spending bisa menghantui siapa saja, terutama ketika kita tidak disiplin dalam mengatur keuangan.

Dampak lain yang tidak kalah penting adalah munculnya stres dan tekanan emosional akibat pengeluaran yang tidak terkendali. Ketika kondisi keuangan semakin buruk, hal ini bisa memicu ketidakstabilan emosional, kecemasan, dan bahkan depresi. Pada akhirnya, doom spending bukan hanya soal uang, tetapi juga bisa mempengaruhi kesehatan mental.

Bukti Lain: Pengalaman Nyata dari Konsumen

Salah satu contoh nyata adalah pengalaman Rina (nama samaran), seorang karyawan swasta yang selalu menantikan momen diskon tanggal kembar setiap tahun. Pada 12.12 tahun lalu, ia berencana membeli satu set alat make up yang memang sudah ia incar sejak lama.

Namun, setelah melihat banyaknya diskon, ia juga membeli beberapa barang lain seperti sepatu, tas, dan pakaian yang sebenarnya tidak ada dalam rencananya. Total belanja yang awalnya hanya direncanakan sebesar Rp300.000, berakhir menjadi lebih dari Rp600.000

Rina kemudian menyesali keputusan impulsifnya ketika harus membayar tagihan karena membelinya dengan sistem PayLatter. "Saya benar-benar lupa diri. 

Hanya karena diskon, saya jadi membeli barang-barang yang sebenarnya tidak perlu," ungkapnya. Pengalaman Rina ini sangat umum terjadi, terutama di kalangan konsumen yang mudah terpengaruh oleh promosi agresif.

Cara Bijak Menghindari Doom Spending

Meski diskon tanggal kembar sangat menggoda, bukan berarti kita harus terjebak dalam lingkaran doom spending. Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menghindari belanja berlebihan dan tetap menjaga kesehatan finansial.

  1. Buat Daftar Belanja Sebelum Diskon Dimulai
    Salah satu cara paling efektif untuk menghindari doom spending adalah dengan membuat daftar belanja sebelum momen diskon tiba. Dengan begitu, kamu bisa fokus pada barang-barang yang memang benar-benar dibutuhkan. Ketika promosi dimulai, tetaplah disiplin dengan daftar tersebut dan hindari membeli barang di luar rencana dan tidak tergoda dengan barang-barang yang kamu liat.

  2. Tetapkan Anggaran Khusus
    Menetapkan anggaran khusus untuk belanja diskon juga sangat penting. Tentukan berapa banyak uang yang bisa kamu habiskan tanpa mengganggu kebutuhan utama seperti tagihan bulanan atau tabungan. Jika anggaran sudah habis, hentikan belanja dan jangan tergoda untuk menggunakan kartu kredit atau mengambil cicilan.

  3. Evaluasi Kebutuhan vs Keinginan
    Sebelum menambahkan barang ke keranjang belanja, tanyakan pada dirimu sendiri: apakah barang ini benar-benar kamu butuhkan atau hanya sekadar keinginan sesaat? Jika barang tersebut tidak masuk dalam kategori kebutuhan, pertimbangkan kembali sebelum membelinya.

  4. Batasi Waktu Melihat Aplikasi Belanja
    Semakin sering kamu melihat-lihat aplikasi belanja online, semakin besar kemungkinan untuk tergoda membeli. Cobalah batasi waktu yang dihabiskan untuk browsing di aplikasi e-commerce. Dengan begitu, kamu bisa mengurangi godaan untuk belanja secara impulsif.

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Financial Selengkapnya
    Lihat Financial Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun