Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Diskon Tanggal Kembar Buat Lupa Diri, Fenomena Doom Spending yang Sulit Dibendung

2 Oktober 2024   07:50 Diperbarui: 2 Oktober 2024   11:22 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskon tanggal kembar seperti 9.9, 10.10, 11.11, dan 12.12 telah menjadi hype tersendiri dalam dunia belanja online. Tanggal-tanggal ini sering dimanfaatkan oleh para e-commerce untuk memberikan potongan harga besar-besaran, menarik perhatian jutaan konsumen dari berbagai kalangan. 

Namun, di balik euforia diskon besar ini, ada ancaman serius yang mungkin luput dari perhatian kita: fenomena doom spending, atau perilaku belanja impulsif yang berlebihan.

Doom spending mengacu pada kebiasaan berbelanja tanpa perencanaan yang matang, di mana seseorang cenderung membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan hanya karena tergoda oleh diskon yang menggiurkan.

Hal ini sering terjadi saat e-commerce dan platform belanja online gencar memberikan promosi besar-besaran pada momen diskon tanggal kembar.

Iklan-iklan diskon yang tersebar di media sosial, notifikasi aplikasi, hingga email promosi seolah membombardir konsumen, memaksa mereka untuk terus menerus "melihat-lihat" dan akhirnya tergoda untuk membeli.

Mengapa Tanggal Kembar Sangat Menarik?

Tidak bisa dipungkiri, diskon pada tanggal kembar memang sangat menarik. Siapa yang tidak tergiur dengan potongan harga hingga 50% atau bahkan 90%? 

Barang-barang yang tadinya mahal, seperti gadget, elektronik, hingga pakaian bermerek, tiba-tiba dijual dengan harga jauh lebih murah. Bagi sebagian orang, ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan barang yang sudah lama diidam-idamkan.

Selain potongan harga yang besar, strategi marketing seperti flash sale atau diskon terbatas waktu menambah tekanan bagi konsumen untuk segera mengambil keputusan pembelian. Ditambah lagi dengan fenomena fear of missing out (FOMO), di mana seseorang merasa takut kehilangan kesempatan untuk mendapatkan barang murah, diskon tanggal kembar semakin sulit untuk diabaikan.

Namun, di sinilah letak masalahnya. Saat diskon besar-besaran tiba, kita sering kali kehilangan kendali dan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Akibatnya, kita terjebak dalam doom spending---belanja impulsif yang akhirnya merugikan diri sendiri.

Doom Spending dan Bahayanya bagi Keuangan Pribadi

Perilaku doom spending bisa berdampak serius terhadap keuangan pribadi. Misalnya, kamu mungkin berencana membeli satu atau dua barang saja, tapi berakhir dengan keranjang belanja yang penuh karena tergoda dengan berbagai promosi. Tanpa disadari, kamu menghabiskan uang lebih banyak dari yang direncanakan. Akibatnya, saldo rekening menipis atau, yang lebih buruk, kamu menggunakan kartu kredit dan akhirnya terjerat utang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun