Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Maraknya Lowongan Pekerjaan Bodong, Kenapa Bisa Terjadi dan Cara Menghadapinya?

30 September 2024   15:01 Diperbarui: 30 September 2024   15:05 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mencari Pekerjaan. Pexels.com/energepic.com

Selain itu, waspadai jika kamu diminta untuk membayar sejumlah uang sebagai syarat melamar kerja atau menghadiri wawancara. Ini adalah tanda bahaya yang jelas bahwa kamu sedang berhadapan dengan penipuan. Perusahaan yang sah tidak akan meminta biaya apa pun dalam proses rekrutmen.

Lemahnya Pengawasan dari Pihak Berwenang

Meski pemerintah dan beberapa platform penyedia lowongan kerja telah berusaha untuk menindak tegas penipuan lowongan kerja, pengawasan yang ada masih belum optimal. Banyak kasus penipuan yang berhasil terjadi karena kurangnya regulasi ketat dan tidak adanya verifikasi yang mendalam terhadap lowongan yang diunggah di platform-platform tersebut. Beberapa platform hanya menyediakan tempat untuk pengiklan, tanpa memeriksa apakah informasi yang diunggah benar atau tidak.

Sebagai contoh, di situs lowongan kerja tertentu, siapa saja bisa memasang iklan lowongan pekerjaan tanpa harus melalui verifikasi identitas. Hal ini tentu menjadi celah besar bagi pelaku penipuan untuk memanfaatkan platform tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan platform terkait untuk melakukan langkah-langkah lebih ketat dalam memfilter iklan lowongan pekerjaan, seperti mewajibkan verifikasi perusahaan yang lebih mendalam sebelum iklan bisa ditayangkan.

Modus Penipuan yang Semakin Canggih

Penipuan lowongan pekerjaan terus berkembang dari waktu ke waktu. Jika dulu modus yang digunakan terkesan kasar dan mudah diidentifikasi, kini pelaku penipuan semakin canggih dalam menyusun strategi. Salah satu modus yang sering digunakan adalah perekrutan online yang tampak sangat profesional.

Beberapa penipu menggunakan alamat email yang mirip dengan domain resmi perusahaan, mengirimkan undangan wawancara palsu, hingga mengadakan wawancara secara online melalui video call. Mereka bahkan dapat membuat skenario wawancara yang sangat meyakinkan dengan tujuan akhir meminta uang untuk alasan yang tidak masuk akal, seperti biaya pelatihan atau sertifikasi yang diwajibkan.

Untuk menghindari modus seperti ini, kamu harus waspada setiap kali menerima undangan wawancara atau penawaran pekerjaan yang tiba-tiba. Pastikan untuk selalu memverifikasi kontak yang digunakan oleh perekrut dan jangan ragu untuk menghubungi perusahaan tersebut secara langsung untuk memastikan apakah proses rekrutmen benar-benar sedang berlangsung.

Bukti Kasus: Korban Lowongan Bodong

Kasus lowongan pekerjaan bodong tidak hanya menimpa individu dengan pengalaman kerja terbatas, namun juga mereka yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun. Salah satu contohnya adalah kasus yang menimpa sejumlah pencari kerja di Jakarta pada tahun 2022. Mereka tertarik dengan lowongan di perusahaan besar yang menjanjikan gaji di atas rata-rata. Setelah melalui proses wawancara yang meyakinkan, mereka diminta untuk membayar biaya administrasi sebesar Rp500.000.

Setelah uang dibayarkan, para korban tidak pernah mendapatkan panggilan kerja lagi. Ketika mereka mencoba menghubungi pihak perusahaan, nomor kontak tidak bisa dihubungi, dan alamat email yang digunakan ternyata palsu. Kasus ini menunjukkan betapa mudahnya orang-orang tertipu oleh modus yang terlihat profesional. Kamu harus lebih waspada dan selalu memeriksa ulang setiap informasi yang kamu terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun