Salah satu ketakutan terbesar yang sering muncul terkait vasektomi adalah anggapan bahwa prosedur ini akan memengaruhi keseimbangan hormon, terutama testosteron. Ini adalah mitos yang perlu diluruskan.Â
Banyak pria yang khawatir bahwa vasektomi akan mengurangi tingkat testosteron dalam tubuh, memengaruhi libido, dan pada akhirnya mengganggu fungsi seksual mereka.Â
Namun, penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa vasektomi tidak berdampak pada produksi hormon testosteron.
Testosteron diproduksi oleh testis dan tidak terpengaruh oleh pemotongan vas deferens. Setelah vasektomi, testis tetap berfungsi secara normal dan terus memproduksi testosteron dalam jumlah yang sama.Â
Ini berarti libido, massa otot, energi, dan karakteristik pria lainnya yang terkait dengan hormon tidak akan berubah setelah vasektomi. Sejumlah studi klinis mendukung fakta ini.Â
Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Urology menemukan bahwa tidak ada perubahan signifikan pada kadar testosteron pria setelah menjalani vasektomi.
Bagaimana Vasektomi Berdampak pada Kesehatan Jangka Panjang?
Selain mitos tentang testosteron, ada juga kekhawatiran bahwa vasektomi dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti peningkatan risiko penyakit jantung atau kanker prostat.Â
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa anggapan ini juga tidak berdasar. Berbagai studi telah dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara vasektomi dan risiko kanker prostat, namun tidak ditemukan bukti kuat yang mengaitkan vasektomi dengan peningkatan risiko penyakit tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh National Cancer Institute di Amerika Serikat menyimpulkan bahwa vasektomi tidak memiliki hubungan dengan peningkatan risiko kanker prostat.Â
Studi lain yang diterbitkan di American Urological Association juga menunjukkan bahwa pria yang menjalani vasektomi tidak memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan dengan mereka yang tidak menjalani prosedur tersebut.