Mohon tunggu...
Nufransa Wira Sakti
Nufransa Wira Sakti Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

" Live your life with love " --Frans--

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menkeu Sri Mulyani: Jangan Pernah Lelah Mencintai Negeri Ini

25 Maret 2017   15:26 Diperbarui: 26 Maret 2017   00:00 3817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan pernah lelah mencintai negeri ini. Bagi yang belum pernah mendengarnya, rangkaian kata penyemangat ini adalah kalimat yang sering diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Menkeu SMI). Saya sendiri pertama kali mendengarnya pada tahun 2010, saat beliau berpidato untuk “pamitan” pada saat hendak berangkat ke World Bank.

Kalimat tersebut juga dibuktikannya sendiri dengan konsisten. Beliau benar-benar “walk the talk” dengan menjalankan apa yang diucapkan. Beruntung bagi saya yang karena tugas dari kantor dapat mendampingi beliau pada saat-saat tertentu, sehingga saya dapat membuktikan hal tersebut. Berikut saya rangkum kegiatan beliau selama seminggu terakhir tanggal 16-24 Maret 2017.

Jerman Barat 16-18 Maret 2017

Minggu ini adalah minggu yang sangat padat bagi Menkeu SMI. Diawali dengan kehadiran beliau di Baden-Baden sebuah kota kecil di Negara bagian Baden-Württemberg Jerman Barat. Kehadirannya dalam rangka pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral pada tanggal 17-18 Maret, 2017.

Acara sidang yang mulanya berlangsung serius kemudian berubah menjadi lebih terbuka, ketika Menkeu SMI melontarkan pandangannya, mempertanyakan komitmen G20 dalam memelihara kerja sama global untuk menciptakan kestabilan keuangan global yang berlandaskan pada azas keadilan dan peraturan yang disepakati bersama untuk mencapai kesejahteraan bersama yang adil. Meskipun di komunike bidang perdagangan tidak tercapai kesepakatan, para Menteri mendorong negara anggota G20 untuk mempertegas komitmen mendukung strategi pertumbuhan yang lebih kuat, berkesinambungan, berimbang dan inklusif untuk menjaga momentum pertumbuhan global dalam jangka panjang.

Menkeu SMI juga menegaskan posisi Indonesia tentang perlunya kerja sama perpajakan internasional untuk mengatasi penghindaran pajak. Dengan dilakukannya Tax Amnesty dapat ditunjukkan bahwa banyak wajib pajak Indonesia yang selama ini tidak mendeklarasikan aset dan pendapatan yang disimpan di luar negeri. Ditegaskan juga mengenai kewajiban pajak “digital economy” harus adil dan bagian terbesarnya harus dinikmati oleh negara yang menjadi lokasi kegiatan transaksinya, bukan dimana perusahaan tersebut terdaftar.

Peran aktif Menkeu SMI sangat nyata dalam sidang ini dan jelas-jelas membela kepentingan Republik Indonesia agar tidak lagi dianggap remeh oleh negara-negara maju. Selesai sidang tersebut, beliau juga langsung meminta para jajarannya untuk menyiapkan siaran pers hasil sidang tersebut yang akan dikirimkan ke Jakarta. Kami yang di Jakarta stand by dan menunggu hasil siaran pers berikut juga foto-fotonya untuk kami langsung upload dan share di situs dan medsos Kemenkeu. 

Foto by Kemenkeu
Foto by Kemenkeu
Pada hari Minggu siang 19 Maret 2017, siaran pers versi akhir yang diteliti dan di revisi langsung oleh Menkeu tiba di ponsel saya. Segera kami sesuaikan formatnya dan ditayangkan sore itu juga. Beberapa media online langsung menayangkan beritanya begitu menerima siaran pers Kemenkeu. Media cetak dan televisi menayangkannya pada hari Senin 20 Maret 2017. Yang mengejutkan, foto-foto di medsos Menkeu SMI juga ditayangkan di televisi. Padahal foto tersebut diambil seadanya oleh para pejabat yang ikut mendampingi Menkeu. Selesai acara di Jerman, beliau terbang ke London.

London 19-20 Maret 2017

Agenda utama di London adalah untuk melakukan road show Global Sukuk dan juga beberapa kegiatan lainnya. Salah satunya adalah pertemuan dengan para calon investor yang diprakarsai oleh Young Indonesia Professionals’ Association (YIPA) dan Bloomberg yang bertemakan Indonesian Economics Outlook 2017. Acara ini dihadiri oleh 200 lebih  investor dan pengusaha berbasis di pusat finansial di Eropa dan merupakan platform yang baik untuk menceritakan perkembangan ekonomi Indonesia dan prospek investasi Inggris di Indonesia. 

Beliau mengajak langsung para pemilik modal untuk berkunjung dan berinvestasi di Indonesia. Pada bagian akhir pidatonya, Menkeu mengungkapkan:“ASEAN is vibrant and Indonesia is the biggest and most important player in ASEAN. Furthermore, the government of Indonesia invites and welcomes not only capital, but also people. Indonesia is a diverse country that is very rich in culture and value - we really want to maintain this diversity to become the true asset to the world.”

Pada hari itu juga dilakukan wawancara dengan majalah Financial Times dan TV Bloomberg yang menanyakan tentang banyak hal terkait prospek perekonomian di Indonesia. Setelah selesai semua acara di London, beliau pulang ke Indonesia tanggal 20 Maret malam hari. Selama beliau dalam perjalanan pulang, kami di Indonesia menyiapkan peliputan acara dan speech beliau tersebut untuk ditayangkan pada situs resmi Kemenkeu. 

Foto by Kemenkeu
Foto by Kemenkeu
Jakarta  Rabu 22 Maret 2017

Menkeu RI beserta rombongan tiba di Jakarta hari Selasa 21 Maret 2017 pada malam hari. Tanpa ada waktu istirahat, beliau sudah hadir kembali di acara Sewindu PT Sarana Multi Infrastruktur di Ritz Carlton Pacific Place untuk memberikan Keynote Speech pada Rabu 22 Maret 2017 pukul 9 pagi. Dengan semangat, ibu Menkeu menyampaikan tentang pentingnya memperkuat pondasi ekonomi agar kita mampu untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, dan juga dapat menahan sumber ketidakpastian yang berasal dari lingkungan internasional. Kondisi global yang penuh ketidakpastian harus dihadapi dengan memperkuat Indonesia dengan sumber-sumber pertumbuhan dari dalam negeri. Untuk dapat mengoptimalkan sumber pertumbuhan domestik, infrastruktur menjadi salah satu bentuk investasi penting untuk menjaga momentum pertumbuhan. 

Foto by: Kemenkeu
Foto by: Kemenkeu
Selepas acara tersebut, Menkeu dan rombongan bergegas kembali ke kantor di Lapangan Banteng untuk memimpin Rapat Pimpinan yang akan membahas berbagai hal antara lain persiapan APBN 2018. Ketika di lift hendak turun  ke lobby Pacific Place, sempat saya laporkan tentang berita hasil G20. Dengan semangat, beliau langsung merespons, kalau begitu kita adakan konferensi pers hari ini. Wow…. saya tahu jadwal beliau padat sekali hari ini. Pasti Menkeu tidak akan sempat istirahat kalau diselipkan satu acara lagi. Tapi beliau sangat semangat sekali, akhirnya konferensi pers dijadwalkan di jam istirahat pukul 12.30 hari itu juga.

Dalam Rapim yang berlangsung mulai dari jam 11.00 , Menkeu juga menyampaikan banyak hal tentang hasil pertemuan G20. Di antaranya adalah ketika Amerika Serikat bersikukuh untuk melaksanakan perintah Presiden Trump terkait kebijakan proteksionisme dan anti climate change. Jajaran Kemenkeu diminta untuk mempelajari dampak dari kebijakan tersebut bagi Indonesia. Suatu issue global yang juga harus dipikirkan oleh Indonesia.

Saya sendiri sempat khawatir karena Rapim berlangsung seru dan panjang, sementara wartawan sudah banyak yang hadir untuk konferensi pers. Agenda berikutnya juga sudah menunggu,  jam 13.30 sudah harus rapat kabinet dengan Presiden Jokowi di istana. Dengan ketatnya waktu, makan siangpun dilakukan sambil rapat oleh Menkeu dan seluruh yang hadir. Jam 13.00 Rapimpun selesai dan persiapan konferensi pers. Namun ada satu agenda yang belum selesai dan akan dilanjutkan lagi rapatnya setelah dari istana jam 18.00 di BPPK Jalan Purnawarman.

Tanpa beristirahat, konferensi pers dimulai jam 13.15 dan membahas tentang hasil sidang para Menteri Keuangan G20 di Jerman. Selain untuk menyampaikan hasilnya, ini adalah bentuk tanggungjawab Menkeu sebagai pejabat publik atas perjalan dinas yang dilakukannya. 

Untung saja Rapat Terbatas dengan presiden diundur menjadi pukul 14.00 , jadi Menkeu masih sempat melakukan tanya jawab dengan pers. Setelah itu, Menkeu langsung berangkat ke istana untuk menghadiri 3 (tiga) Rapat Terbatas yang berbeda di tempat yang sama.  Dengan jabatannya sebagai Menteri Keuangan, hampir semua rapat terbatas kabinet Jokowi membutuhkan kehadirannya. Karena semua pembahasan kegiatan pemerintahan pasti akan membutuhan anggaran yang menjadi tanggung jawab Menkeu.

Sejak pukul 17.30 sudah mulai berdatangan para pejabat eselon 1 Kemenkeu beserta jajarannya di Badan Pendidikan dan Pelatihan (BPPK) Jakarta Selatan untuk melanjutkan rapat pimpinan yang tertunda. Ternyata rapat terbatas di Istana bersama Presiden Jokowi juga baru selesai pukul 18.00 dan Menkeu segera meluncur ke BPPK. Setibanya di BPPK, beliau masih menerima tamu dan setelah itu makan malam bersama peserta rapat sampai dengan pukul 19.30

Rapim malam itu membahas mengenai evaluasi terhadap anggaran belanja Kementerian Keuangan. Tidak terlihat lelah karena malamnya baru tiba dari London, dengan semangat  Menkeu SMI meminta seluruh jajaran Kemenkeu untuk melakukan efisiensi dan agar seluruh unit eselon satu Kemenkeu memberikan contoh yang baik bagi Kementerian yang lain dalam hal penggunaan anggaran. Rapat pimpinan ankhirnya selesai pukul 21.30

Jakarta Kamis 23 Maret 2017

Kamis ini diawali dengan pertemuan dengan Melinda Gates, istri dari Bill Gates pemilik Microsoft. Pertemuan yang berlangsung di ruang VIP Bandara Halim, juga dihadiri oleh Presiden Jokowi dan istri yang hendak berangkat menuju kunjungan dinas ke daerah. Menko Perekonomian Darmin Nasution juga hadir di sana. Pertemuan Menkeu dengan Melinda Gates membahas mengenai financial technology dan program inklusi keuangan. Setelah pertemuan itu, Menkeu SMI bersama satu mobil dengan Melinda Gates menuju Jakarta Convention Center (JCC) untuk memberikan keynote speech pada acara Financial Technology Inclusion Forum yang diadakan oleh Bill & Melinda Gates Foundation, serta Omidyar Network.

Bersama Melinda Gates dan Menko Perekonomian
Bersama Melinda Gates dan Menko Perekonomian
Dalam pidatonya, Menkeu menyampaikan bahwa FinTech tidak hanya dapat meningkatkan akses ke keuangan, tapi juga dapat menciptakan kesamaan kesempatan terutama untuk kelompok vulnerable seperti perempuan, anak muda, ataupun orang-orang yang tinggal di daerah pinggiran atau terpencil. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mampu menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi. Namun, pemerintah masih memiliki beberapa tantangan ke depannya. FinTech dapat menjadi salah satu sektor potensial untuk membantu pemerintah mengurangi hambatan-hambatan tersebut. Untuk meningkatkan pertumbuhan yang inklusif, Fintech dapat menghubungkan orang-orang dengan keterbatasan akses ke keuangan, melalui teknologi.  

Foto by Kemenkeu
Foto by Kemenkeu
Selesai pidato, kami menuju mobil beliau yang sudah menunggu di lobby. Beberapa meter menjelang pintu keluar, tiba-tiba beliau berbelok menuju cafe kecil di JCC. Tanpa direncanakan, akhirnya saya dan teman dari Pushaka Kemenkeu, Pak Luky dan Pak Dharmawan duduk bersama menemani Menkeu yang menyantap roti dan teh hangat. Kami juga membahas bahan kuliah umum esok hari di kampus ITB. Mungkin karena lapar dan menunya pas, selesai makan, beliau berkata “Ini sarapan terenak saya”. Yang menarik, kasir di cafe tersebut menolak untuk kami bayar. “Ini compliment dari general manager kami kepada Bu Menteri”. Menkeu mengucapkan terima kasih dan menyalami sang kasir.  

Setelah itu, kami langsung menuju gedung DPR untuk mengadakan rapat kerja dengan Komisi VI. Mitra kerja Kementerian Keuangan adalah Komisi XI DPR. Sebenarnya rapat ini adalah tugasnya Meneg BUMN, namun karena adanya perselisihan, Komisi VI sejak pertengahan tahun 2016 tidak mau menerima Meneg BUMN dan presiden Jokowi menunjuk Menkeu untuk mewakili. Raker ini membahas evaluasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2016 dan rencana kegiatan Kementerian BUMN di 2017, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 72 Tahun 2016.

Rapat kerja sendiri berlangsung lama dan alot sampai dengan jam 15.00 WIB. Pembahasan terkait evaluasi 2016 dan rencana belanja 2017 Kemeneg BUMN sendiri dibahas dengan cepat. Namun wacana pembentukan holding company untuk BUMN yang menggunakan PP Nomor 72 tahun 2016 banyak dipertanyakan DPR. Keberatan anggota dewan mulai dari kewenangan Menteri BUMN sampai dengan kekhawatiran adanya penyelewengan anggaran melalui company tersebut. 

Lucunya, ada juga anggota Komisi VI yang menanyakan efektifitas kehadiran Menkeu dalam raker yang membahas tentang BUMN. Loh….Pak… yang menolak Meneg BUMN khan Komisi VI sendiri. Untungnya Menkeu SMI tetap menjawab semua pertanyaan dengan tenang dan mantab. Terutama ketika menjawab pertanyaan tentang perekonomian Indonesia, serasa melihat dosen yang sedang mengajar mahasiswanya.

Selesai dari DPR, Menkeu kembali ke kantor. Acara berikutnya sudah menunggu di pukul 17.00 yaitu memberikan arahan pada pembukaan rapat nasional Ditjen Perbendaharaan. Selesai acara tersebut, beliau mengadakan pertemuan dengan panitia seleksi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan sampai dengan malam hari. 

Bandung Jumat 24 Maret 2017

Agenda utama Menkeu pada hari Jumat ini adalah memberikan kuliah umum di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Dengan didampingi oleh Sekjen, Irjen dan Kepala BPPK, Menkeu SMI berangkat menuju Bandung dengan menggunakan kereta api. Di dalam kereta, masih juga dilakukan pembahasan mengenai pekerjaan di lingkup Kemenkeu. 

img-20170324-wa0015-58d6260a579373a822ed444b.jpg
img-20170324-wa0015-58d6260a579373a822ed444b.jpg
Di kampus ITB sore itu, pengunjung yang hendak mendengarkan kuliah umum Menkeu SMI sudah sangat padat. Beliau sampai mempersilakan para mahasiswa untuk boleh duduk di depan dekat podium. Dengan penuh semangat, selama hampir satu setengah jam, Menkeu SMI memberikan kuliah Studium Generale KU4078 dengan membahas tentang perekonomian Indonesia di era globalisai, review APBN 2016, apa yang hendak dicapai pada APBN 2017, peranan APBN dalam pendidikan nasdional dan tantangan Indonesia ke depan.

Pada kesempatan itu, Menkeu meminta seluruh mahasiswa dan civitas akademi untuk ikut mengawasi dan memonitor pelaksanaan/implementasi anggaran pembangunan. Ini semua agar uang yang dibayar oleh seluruh elemen masyarakat melalui pajak dapat dipertanggungjawabkan penggunaan anggarannya. Para mahasiswa adalah pemegang tongkat estafet dari para pendiri bangsa ini untuk melanjutkan pembangunan negara dan nantinya menyiapkan juga untuk pemegang tongkat estafet berikutnya. Ini adalah suatu kehormatan , keistimewaan sehingga pada saat kita menerima tongkat estafet tersebut harus dengan semangat dan ambisi yang tinggi untuk membangun negeri. 

img-20170324-wa0050-58d62680707a61024c2d6a61.jpg
img-20170324-wa0050-58d62680707a61024c2d6a61.jpg
Selesai acara kuliah umum tersebut, Menkeu kembali ke Jakarta dengan menggunakan mobil dinas Menteri. Bisa kita lihat padatnya acara beliau baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Istirahat cuma sebentar, makan secukupnya dan tak pernah berhenti memikirkan negeri ini. Beliau juga tidur sangat malam sambil membaca bahan untuk besok harinya dan juga memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk negeri ini. Begitu juga di akhir pekan atau hari libur, pesan melalui WAGroup tetap beliau kirimkan apabila ada yang penting dan mendesak. Itu semua dilakukan untuk negeri kita agar dapat mencapai masyarakat adil dan makmur.

Jangan pernah lelah dan putus asa mencintai negeri ini! 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun