Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dawet untuk Dawut dari Kerajaan Dhuwit

6 April 2019   15:44 Diperbarui: 6 April 2019   16:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu kompleks pegunungan Merapi-Merbabu telah menjadi basis perdagangan negara Israel dengan Negeri Tamu. Kelak beberapa tempat di wilayah itu ada yang seperti namanya; Sleman, Salaman, dan Solo. Di Solo itulah, bangsa Israel dan Negeri Tamu mulai mengadakan mata uang sebagai nilai pertukaran mereka. Dan dalam perjalanannya ke kerajaan Dhuwit, ia singgah di suatu tempat yang bernama Butuh. Di situ ternyata juga ada minuman cendol kegemaraannya. Namun, ia heran karena Dawet di situ berbeda dengan dawet yang pernah ia nikmati selama ini.

Dawet itu tidaklah berwarna hijau, melainkan berwarna hitam dari tepung beras ketannya. Sulaiman terkejut seketika dan menanyakan pada sang penjual. Ternyata wilayah itu memang penghasil beras ketan hitam, sehingga cendolan minuman dawet itu pun bukanlah berwarna hijau. Sulaiman pun kemudian melanjutkan perjalanan ke arah barat menuju pusat kerajaan Dhuwit. Di sana ia disambut oleh keturunan Maharaja Dieng Mantrabaya yang bernama Prabu Jogorembang.

Ternyata kerajaan Dhuwit telah berkembang menjadi beberapa negara bagian yang berbanjar. Kota dan desanya pun semakin ramai hampir tiada bedanya. Sungai Serayu semakin banyak pula para pedagang yang hilir-mudik datang dan pergi dari kerajaan Dhuwit. Pada saat itulah, Sulaiman mendapatkan kabar buruk dari kurir utusan di Israel. Yerusalem hampir jatuh, dan sebagai tentara Palestin yang beraliansi dengan tentara Babilon hendak menangkap Sulaiman. Maka, rombongan Sulaiman dibantu oleh para punggawa Prabu Jogorembang pun berlayar ke laut lepas melalui Sungai Serayu.

Namun, semuanya terlambat... bala tentara raksasa Palestin telah menduduki Pulau Nusa Kambangan di wilayah muara dan bersiap menyergap Sulaiman. Beberapa pasukan Sulaiman hendak mengalihkan perhatian dan mengepung tentara raksasa Palestin dari darat dan sungai. Hal itu dengan segera diketahui oleh pihak lawan, maka bertemulah mereka di daratan sebelah barat sungai Serayu. Pertempuran tidak bisa lagi terhindarkan, Sulaiman dan pasukannya berhasil dikalahkan oleh bala tentara raksasa Palestin. Tempat mereka memenangkan pertempuran dekat perairan besar seperti di Anatolia itu kemudian dimanakan Kroya. Sulaiman pun di bawah kembali ke Israel yang sudah jatuh ke tangan aliansi Palestin dan Babilonia. Sulaiman beserta bangsa Israel digiring sebagai budak ke Babilonia sebagai ganti Palestin yang menduduki wilayah Yerusalem dan Tepi Barat.

Sementara bala tentara raksasa Palestin yang berhasil menangkap Sulaiman tidak ikut kembali ke Israel. Mereka justru tertarik dengan wilayah di sekitar Nusa Kambangan yang hijau permai. Mereka pun berniat menguasai dengan memperkuat basis mereka di Nusa Kambangan. Keturunan-keturunan mereka pun kemudian menjadi tokoh legenda satir yang sempat menguasai tanah Jawa seperti; Prabu Dewatacengkar dan Prabu Pulebahas.

Oleh Yamasema,

Purwokerto, 6 April 2019

** TAMAT **

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun