Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dawet untuk Dawut dari Kerajaan Dhuwit

6 April 2019   15:44 Diperbarui: 6 April 2019   16:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dawut pun perlahan-lahan meminumnya dan betapa terkejutnya ia pada kelezatan rasa yang menggelora di kerongkongannya. Rasa minuman itu benar-benar manis dan gurih. Tak hanya Dawut, para rombongannya  pun penasaran dan meminta tambah porsi berkali-kali hingga kekenyangan. Sungguh lebih nikmat dan mengenyangkan dari minuman anggur kebanggaan leluhur mereka si Nuhun sekalipun. Maharaja sangat senang sekali mendengar hal itu, ia pun menghadiahkan alat, bahan, dan beberapa dayang cantik  yang ahli mengolah minuman itu untuk turut serta diboyong Dawut dan rombongannya ketika mereka kembali ke Israel lagi.

Maharaja juga berjanji akan memberi bala bantuan Dawut untuk menghadapi ancaman Saul saat Dawut kembali ke Israel. Maka, sang Maharaja meminjamkan beberapa punggawa ahlinya untuk turut di bawa Dawut ke Israel. Dawut pun juga meninggalkan beberapa pengikutnya untuk tinggal dan belajar di kerajaan Dhuwit, sehingga terjadi transaksi seperti pertukaran pelajar asing antar negeri. Keesokan harinya Dawut dan rombongannya kembali berlayar menuju laut lepas untuk pulang ke Israel diiringi arakan perpisahan di pelabuhan.

Sesampai di Laut Merah, Dawut dan rombongannya terheran-heran melihat perubahan warna air laut di sekitar mereka. Kemudian mereka mulai melihat penampakan bangkai-bangkai manusia dan kapal saling bertumpang-tindih dan berserakan. Dawut pun menyerukan rombongannya untuk waspada. Apalagi ia mengenal betul mayat-mayat yang bergelimangan itu adalah tentara Palestin dan tentara Saul. Dawut dan rombongannya menaiki Gunung Sinai untuk mengintai keadaan jalur mereka menuju Yerusalem. Mereka mendapati perkemahan tentara Palestin di jalur Gaza yang merupakan jalur pesisir lintas Mesir-Israel itu diboikot.

Dawut pun akhirnya memutuskan membawa rombongannya ke tempat kelahirannya di Betlehem sebelum ke Yerusalem. Lagipula perkemahan tentara Midian  saat itu sedang berada di Ammon dan cukup jauh dari jalur Dawut dan rombongannya kembali ke Israel. Namun para punggawa Saul ternyata sudah mencegat mereka di gerbang Betlehem. Peperangan pun tidak bisa terhindarkan lagi. Namun, Dawut melawan mereka dengan cara yang unik.

Ia meminta pawang Ebeg dari kerajaan Dhuwit untuk membuat pasukannya kesurupan. Sementara para dayang diminta melakukan tarian Sintren dan Lengger untuk menggoda bala tentara Saul. Siasat Dawut pun berhasil memporak-porandakan bala tentara Saul yang diterjang pasukan kuda lumpingnya ditengah-tengah medan pertempuran dan godaan para penari Sintren-Lengger yang memisahkan bala tentara ke tepian medan tempur.

Para punggawa Saul pun menghentikan peperangannya dan kini bersedia mengikuti Dawut. Kemudian buah bibir Dawut yang pulang dengan membawa budaya baru yang aneh itu membuat orang-orang Israel penasaran. Dawut pun mendapat ide untuk mengadakan tur keliling pagelaran seni sekaligus menggalang dukungan padanya. Dawut pun kini berkeliling Israel dengan rombongannya untuk mengadakan pertunjukan seni dari Kerajaan Dhuwit.

Para pendukung Saul pun kian lama semakin berkurang dengan kedatangan Samuel dari Yerusalem memberikan informasi terbarunya. Samuel pun mengajak Dawut untuk segera ke Yerusalem. Namun Dawut segan, ia masih takut terhadap serangan Saul yang berusaha membunuhnya. Akan tetapi Samuel meyakinkan Dawut bahwa Saul sudah tidak lagi punya pengaruh terhadap keberlangsungan bangsa Israel. Maka mereka butuh pimpinan baru.

Apalagi sekarang Israel sedang dikelilingi banyak musuh yang hendak merebut wilayah kerajaan Israel seperti bangsa Palestin, bangsa Midian, bangsa Babilonia, dan beberapa bangsa lainnya yang sedang mengepung wilayah kerajaan mereka. Menyadari bahaya itu, Dawut pun setuju mengikuti Samuel menuju Yerusalem. Setibanya di sana, Dawut dieluk-elukan para warga Yerusalem bagaikan Napoleon yang dieluk-elukan rakyat Prancis selepas kembalinya ia dari Mesir. Dawut pun akhirnya diurapi menjadi raja atas bangsa Israel.

Dawut pun kemudian berusaha mempertahankan kedaulatan Israel dan mengalahkan bangsa-bangsa pengancam mereka melalui taktik perang mutakhirnya yang menggabungkan seni dan budaya dari berbagai tempat pengembaraannya selama ini. Setelah itu, Dawut mulai membangun kuil besar peribadatan bangsanya di Yerusalem sebagai ungkapan rasa syukur atas kemenangannya dan diberi nama Kenisah atau Bait Allah dari untaian seni Mazmurnya.

Pembangunan kuil itu terus berlanjut dan memakan waktu cukup lama hingga Dawut mangkat atau keprabon dan digantikan oleh putranya yang bernama Sulaiman. Pada masa Sulaiman-lah, akhirnya Israel sempat mengalami masa kejayaan juga kejatuhan bangsa Israel. Sulaiman ternyata juga terpikat oleh citarasa dawet yang dibawa oleh rombongan ayahnya semasa pelariannya.

Ia pun memperluaskan pengaruhnya lebih jauh lagi dari ayahnya. Ia juga kemudian mengunjungi Negeri Tamu dan mendapatkan emas-emas dari Ofir. Petualangan Sulaiman di negeri Tamu lebih luas dari sang ayah hingga ke ujung timur dunia di kepulauan Papa Tua. Sulaiman memilih wilayah pegunungan Merapi-Merbabu sebagi tempat peristirahatannya di Negeri Tamu. Semuanya terus berjalan dengan lancar, hingga suatu saat ia lupa diri dan takabur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun