Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayap-sayap Patah

21 Juli 2017   12:23 Diperbarui: 9 Januari 2018   15:14 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
INNAN (inn anthology) by Frankincense (frame.simplesite.com)

FRANKINCENSE

Raga ini terasa rapuh...

Ngilu, pening, terbebani jadi satu

Menggerogoti habisi tekad mulia

Semakin menukiki lembah asa

Semakin berat untuk terbang

Melintasi ruang dan waktu

Untuk mengaliri dahaga sisi dunia

Untuk mengisi bulir-bulir kehidupan

Untuk mengepakkan sayap-sayap kendali

Sayap pengembara pemberi arti diri

Sekujur jiwa pun membeku

Di sekeliling kecap manis para iblis

Yang Menghentakkan, ke dasar jurang ketakutan

Yang Menghempaskan, dalam ketidakberdayaan

Yang Menghujamkan sembilu runcing

Yang menyayat kalbu berdarah-darah

Yang menorehkan luka batin kelabu

Yang mematahkan sayap-sayap kendali

Sayap pengembara pemberi arti diri

Sayap-sayap ini kian terobek

Angin badai akan mudah menyingkirkan

Ke dalam belenggu cambuk duri menanti

Yang mematahkan sayap-sayap kendali

Sayap pengembara pemberi arti diri

Raga ini kian terbelenggu kegelapan

Sayap ini kian meringkuk dalam tanya

Apa daya tuk perbuat bagaimana

Masihkah dapat waktu bahagia

Untuk kembangkan sayap-sayap kendali

Sayap pengembara pemberi arti diri

Masihkah dapat bentangan anugrah-Mu

Untuk mengepakkan sayap-sayap kendali

Sayap pengembara pemberi arti diri

FRANKINCENSE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun