Kalau ruangan sudah terasa pengap biasanya yang sering kita lakukan adalah menempatkan kipas angin di dalam ruangan tersebut dengan tujuan agar tidak pengap.
Tetapi kipas angin tersebut hanya berfungsi untuk memutar-mutar udara di dalam ruangan. Kalau udaranya panas, maka udara panas itulah yang akan diputar terus di dalam ruangan.Â
Kalau memang ingin menggunakan kipas, saya pribadi lebih memilih ceiling fan, kipas angin yang diletakkan di plafon. Kalau kita menggunakan kipas angin yang berdiri, udara yang diputar hanya udara yang dekat atau setinggi kipas tersebut.Â
Udara di bagian atas, tidak begitu tersentuh. Beda dengan kipas angin yang diletakkan di plafon. Udara di sisi bagian atas ikut berputar sehingga perputaran udara lebih merata.Â
Tetapi kalau mau lebih baik bisa memakai exhaust fan. Exhaust fan ini berfungsi mengeluarkan udara di dalam ruangan ke luar. Ini cukup efektif. Posisinya bisa di dinding bagian luar atau di atas plafon.Â
Bagaimana dengan AC?
Penggunaan AC adalah solusi terakhir kalau kita tidak bisa menciptakan cross ventilation. Ruangan dengan AC memang menjadikan ruangan tersebut lebih sejuk dan nyaman.Â
Tetapi biar bagaimanapun juga kita memang memerlukan udara segar dari luar dan AC bukan solusi untuk mendapatkan udara segar secara natural.
Kalau saya pribadi, penggunaan AC dibutuhkan di kala udara luar memang panas dan kita ingin beraktivitas di dalam ruangan tersebut. Biar supaya tidak gerah, maka kita bisa menyalakan AC.
Tetapi kalau ruangan tersebut tidak ada kegiatan, sebaiknya sirkulasi alami lebih disarankan. Sirkulasi alami dapat tercipta kalau cross ventilation memang sudah direncanakan dari awal.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H